Aktifitas Gunung Gamalama cukup siginifikan pada 4 Januari

Aktifitas Gunung Gamalama cukup siginifikan pada 4 Januari. (PVMBG)

Gunung Gamalama secara umum sejak 1 Desember 2023 hingga 4 Januari 2024 pukul 06.00 WIT cenderung fluktuatif dan masih didominasi oleh gempa vulkanik dalam, gempa tektonik lokal, dan gempa tektonik jauh yang berkaitan dengan aktivitas tektonik regional di sekitar kepulauan Halmahera.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Terjadi peningkatan gempa vulkanik dalam Gunung Gamalama di Pulau Ternate, Maluku Utara, yang cukup siginifikan pada 4 Januari 2024, demikian dilaporkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Kamis.

Rekaman kegempaan pada 4 Januari 2024 dari pukul 00.00-06.00 WIT (Waktu Indonesia Timur) terekam 45 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 4 – 46 mm.

Peningkatan gempa vulkanik dalam ini yang menunjukkan peningkatan tekanan dalam tubuh Gunung Gamalama akibat meningkatnya aktivitas magmatik, namun hingga saat ini gempa-gempa permukaan masih belum terekam.

Sejak tanggal 1 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024 terekam 34 kali gempa hembusan, 57 kali gempa vulkanik dalam, 55 kali gempa tektonik lokal, 359 kali gempa tektonik jauh, dan enam kali gempa getaran banjir.

Aktivitas hembusan kawah tanggal 1 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024 teramati hembusan asap kawah putih tipis dengan tinggi 10 – 120 meter. Angin lemah-kencang ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya dan barat laut.

Gunung Gamalama secara umum sejak 1 Desember 2023 hingga 4 Januari 2024 pukul 06.00 WIT cenderung fluktuatif dan masih didominasi oleh gempa vulkanik dalam, gempa tektonik lokal, dan gempa tektonik jauh yang berkaitan dengan aktivitas tektonik regional di sekitar kepulauan Halmahera.

Pada Kondisi seperti di atas, dan mengingat karateristik prekursor erupsi gunung berapi tersebut, maka potensi bahaya yang kemungkinan besar terjadi adalah erupsi freatik dengan ancaman bahaya untuk saat ini berupa lontaran material dari kawah utama melanda wilayah dengan radius 1.5 km dari pusat erupsi.

Hujan abu tipis dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung dari arah dan kecepatan angin.

Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental, maka tingkat aktivitas Gunung Gamalama masih berada pada Level II (Waspada).

Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gamalama pada Level II (Waspada), maka direkomendasikan:

Masyarakat di sekitar gunung merapai tersebut dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 1,5 km dari kawah utama di puncak Gunung Gamalama.

Pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di kawasan puncak Gamalama untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan