Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia dan Singapura bersepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral dalam rangka memulihkan ekonomi.
Hal itu dibahas dalam pertemuan Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di The Sanchaya Resort Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa.
“Pertemuan saya dan PM Lee membahas upaya penguatan kerja sama bilateral di berbagai bidang, terutama di bidang ekonomi, dan saling tukar pandangan mengenai berbagai isu di kawasan,” ujar kepal negara dalam pernyataan bersama PM Lee usai pertemuan.
Presiden menyampaikan bahwa Singapura merupakan investor terbesar Indonesia dengan nilai investasi pada Januari-September 2021 mencapai 7,3 miliar dolar AS.
“Pertemuan retreat mencatat investasi baru senilai 9,2 miliar dolar AS, antara lain di bidang energi baru terbarukan di sekitar Batam serta Pulau Sumba dan Manggarai Barat (Nusa Tenggara Timur), serta pembangunan hub logistik di Pelabuhan Tanjung Priok,” ujarnya.
Pada pertemuan tersebut dilakukan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama energi dan kerja sama pembangunan ekonomi hijau dan ekonomi sirkular.
“Investasi di bidang energi dan energi terbarukan terus menjadi prioritas pemerintah Indonesia dalam rangka memajukan ekonomi hijau dan berkelanjutan,” ujar Presiden Jokowi.
Selain itu, kedua negara juga menandatangani dokumen kerja sama di bidang keuangan guna menjaga stabilitas finansial dan moneter dalam mendukung pemulihan ekonomi.
Sebelumnya, pada November 2021 kerja sama Local Currency Bilateral Swap Agreement (LCBSA) dan Bilateral Repo Line (BRL) antara Indonesia dan Singapura telah diperpanjang selama satu tahun.
“Saya juga berharap agar MoU antara bank sentral terkait inovasi pembayaran, anti pencucian uang, dan pencegahan pendanaan terorisme dapat segera ditandatangani,” ujar presiden.
Kedua negara juga sepakat untuk menyelesaikan pembahasan mengenai dukungan untuk meningkatkan mobilitas manusia yang aman dari COVID-19.
“Guna mendukung mobilitas manusia yang aman kedua negara saat ini sedang memfinalisasi kerja sama pengakuan vaksin dan penyelarasan interoperabilitas platform pelacakan dan perlindungan yang dimiliki kedua negara,” ujar kepala negara.
Laporan: Redaksi