Banner

Kepala Badan Geologi: Erupsi gunung api tidak saling berhubungan

Erupsi gunung api di Indonesia. (Kementerian ESDM)

Gunung api di Indonesia belakangan ini mengalami peningkatan aktivitas vulkanik, bahkan status beberapa di antaranya meningkat dari normal hingga Level III (Siaga) dan Level IV (Awas).

 

Jakarta (Indonesia Window) – Sejumlah gunung api di Indonesia mengalami peningkatan aktivitas vulkanik belakangan ini, bahkan status beberapa di antaranya meningkatdari normal hingga Level III (Siaga) dan Level IV (Awas).

Dalam konferensi pers ‘Rangkaian Erupsi Gunung Api Di Sumatera-Jawa-Sulut-Maluku dan NTT’ yang digelar secara virtual, Kamis, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid menegaskan peningkatan aktivitas vulkanik gunung api dalam waktu yang nyaris berdekatan tersebut sama sekali tidak berhubungan.

“Saat ini ada tujuh gunung api dengan status Awas-Siaga dan Waspada tapi erupsi. Gunung api tersebut tersebar di Sumatera (G. Marapi), Jawa (G. Merapi, G. Semeru), Sulawesi (G. Ruang), Maluku (G. Ibu) dan Nusa Tenggara (G. Leowotobi Laki-laki, G. Ili Lewotolok),” jelasnya.

Gunung-gunung tersebut, lanjut Wafid, mengalami erupsi beriringan sampai bersamaan sejak Januari 2024 dengan durasi krisis erupsi dari satu pekan hingga sebulan.

Banner

Peningkatan aktivitas vulkanik yang ditandai dengan erupsi tersebut, meskipun dalam waktu yang nyaris berdekatan tidaklah saling berhubungan. Hal ini karena erupsi terjadi akibat rentetan gempa vulkanik dan gempa lokal masing-masing gunung api.

“Walaupun waktu kejadian erupsi saling berdekatan di Sumatera-Jawa-Sulawesi-Maluku dan NTT, namun kejadian erupsi tidak saling berhubungan. Erupsi masing-masing gunung terjadi akibat terekamnya rentetan gempa-gempa vulkanik dan gempa tektonik lokal sebagai indikasi adanya pergerakan fluida magma dari kedalaman sekitar 15 km menuju permukaan gunung itu sendiri,” sambung Wafid.

Dia mencontohkan, kejadian erupsi di Gunung Marapi sejak Desember 2023 yang masih berlangsung sampai sekarang (sesekali erupsi abu), telah memicu banjir bandang pada 11 Mei 2024 dan jatuhnya korban jiwa serta kerusakan infrastruktur. Peristiwa ini disambung dengan Erupsi G. Merapi, G. Semeru dan G. Ili Lewotoloku yang masih terus terjadi dan erupsinya merupakan rangkaian erupsi dari tahun sebelumnya, sehingga status aktivitas vulkanik gunung dipertahankan pada level III (Siaga).

“Pemantauan secara intensif terus dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas gunung api di seluruh wilayah Indonesia, berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah,” tutur Wafid.

Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanlogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, membenarkan hal-hal yang disampaikan Kepala Badan Geologi, bahwa erupsi tidak berkaitan secara langsung dengan gempa tektonik.

“Saat ini PVMBG sedang melakukan modernisasi peralatan sehingga ke depan PVMBG bisa lebih akurat melokalisir gempa tektonik tepatnya di sebalah mana,” ucapnya.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan