Banner

Flu burung ancam koloni penguin di Afrika Selatan

Foto dokumentasi ini menunjukkan seekor penguin Afrika yang terlihat di Cagar Alam Stony Point (Stony Point Nature Reserve) di Betty’s Bay, Provinsi Western Cape, Afrika Selatan, pada 30 Maret 2019. (Xinhua/Chen Cheng)

Flu burung pada penguin dapat mengancam pembiakan koloni, karena mereka biasanya mati tak lama kemudian.

 

Johannesburg, Afrika Selatan (Xinhua) – Empat kasus avian flu, atau flu burung, dikonfirmasi di kalangan penguin yang terancam punah di Boulders Penguin Colony di Cape Town, ibu kota legislatif Afrika Selatan, demikian dilaporkan News24, situs jejaring berita setempat, pada Sabtu (17/9), mengutip pernyataan dari seorang dokter hewan klinis.

Banner

Hingga Jumat (16/9), terdapat empat kasus terkonfirmasi dan tujuh dugaan kasus, kata pengelola Table Mountain National Park (TMNP).

Begitu burung-burung laut menunjukkan gejala flu burung, mereka biasanya mati tak lama kemudian, seperti dilaporkan News24, mengutip pernyataan David Roberts, seorang dokter hewan klinis di Yayasan Konservasi Burung Pesisir Afrika Selatan (Southern African Foundation for the Conservation of Coastal Birds/Sanccob).

Galur flu tersebut serupa dengan yang terdeteksi pada burung-burung laut di Western Cape tahun lalu. Wabah itu membuat ribuan burung mati di koloni-koloni yang rentan. Kini, para konservasionis khawatir nasib serupa bisa menimpa penguin-penguin yang terancam punah jika tidak ada tindakan cepat yang diambil.

Banner
Flu burung pada penguin
Foto dokumentasi ini menunjukkan beberapa ekor penguin Afrika berjalan di pantai yang ada di Boulders Penguin Colony, Simon’s Town, Afrika Selatan barat daya, pada 25 April 2021. (Xinhua/Lyu Tianran)

Roberts menuturkan bahwa hal itu juga dapat menimbulkan risiko yang signifikan terhadap pembiakan koloni jika terjadi wabah pada spesies-spesies yang terancam punah, seperti penguin Afrika, burung Cape Cormorant, dan burung Cape Gannet.

Wabah flu burung tahun lalu menyebabkan sekitar 230 ekor penguin Afrika mati, kata Roberts.

“Pada puncak wabah, ada lebih dari 500 ekor burung yang terdampak dikumpulkan per hari. Efek tingkat populasinya mencapai skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan sekitar 15 persen populasi burung Cape Cormorant di Afrika Selatan mati karena influenza avian dalam waktu kurang dari empat bulan,” lanjutnya.

Banner

Wabah itu menghancurkan populasi burung Cape Cormorant yang terancam punah di Western Cape, yang mengakibatkan kematian 24.000 burung. Daerah yang terdampak paling parah adalah Pulau Dyer di lepas pantai Gansbaai, rumah bagi koloni pembiakan burung Cape Cormorant.

Menurut Roberts, jumlah kematian yang sebenarnya kemungkinan bisa jauh lebih tinggi. Sebelum wabah, diperkirakan ada 57.000 pasangan kawin burung Cape Cormorant di Afrika Selatan. Namun, populasinya turun hingga 50 persen selama 30 tahun terakhir.

Flu burung mengacu pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus influenza avian (burung). Galur-galur virus influenza tersebut terutama menginfeksi burung.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan