Banner

Penulis senior Spanyol singkap kampanye fitnah Barat terhadap China (Bagian 1 dari 2)

Sejumlah orang mengunjungi Gerbang Yongdingmen yang berlokasi di Beijing, ibu kota China, pada 16 Agustus 2022. (Xinhua/Ju Huanzong)

Fitnah Barat terhadap China disingkap oleh jurnalis kawakan Spanyol Javier Garcia dalam buku terbarunya yang berjudul ‘China, Threat or Hope. The Reality of a Pragmatic Revolution’ (China, Ancaman atau Harapan. Kenyataan Revolusi Pragmatis).

 

Beijing, China (Xinhua) – “Media arus utama dan sejumlah politisi dan pemerintah mengintimidasi kita setiap hari bahwa kebangkitan China menimbulkan ancaman bagi seluruh dunia, dan terutama Barat,” kata jurnalis kawakan Spanyol Javier Garcia dalam buku terbarunya yang berjudul ‘China, Threat or Hope. The Reality of a Pragmatic Revolution’ (China, Ancaman atau Harapan. Kenyataan Revolusi Pragmatis).

“China bukanlah ancaman sama sekali,” ujar Garcia dalam sebuah wawancara dengan Xinhua, menyatakan bahwa negara itu menjadi kekuatan ekonomi kedua di dunia “bisa dibilang tanpa melepaskan satu tembakan pun, tanpa kekerasan, tanpa perang, tanpa kolonialisme.”

Kampanye fitnah

Bagi mantan delegasi EFE, kantor berita terkemuka dalam dunia bahasa Spanyol, yang pernah bertugas di Timur Tengah, Venezuela, Jerman, dan China tersebut, dugaan teori ‘Ancaman China’ tak lebih dari sekadar tipu muslihat Amerika Serikat (AS) yang sistematis untuk membendung kebangkitan damai negara Asia itu, yang bagi Washington merupakan tantangan besar bagi hegemoninya.

“AS menolak untuk menerima bahwa waktunya (AS) dalam mempertahankan dominasi hegemonik dunia tinggal menghitung hari,” tulis Garcia dalam buku yang dipublikasikan oleh Ediciones Akal tersebut.

Banner

Washington, kata Garcia, telah meluncurkan “perang hibrida” seperti “seekor gurita dengan banyak tentakel” dalam sektor ekonomi, komersial, teknologi, ilmiah, politik, kesehatan, dan media, yang dipadukan dengan operasi intelijen dan spionase, kampanye destabilisasi di wilayah-wilayah seperti Xinjiang, mendukung separatisme di Hong Kong atau Taiwan, serta intimidasi militer di sepanjang pesisir China.

Di antara berbagai medan pertempuran itu, Garcia menuturkan bahwa dirinya sangat familier dengan kampanye fitnah terhadap China yang didalangi oleh media Barat yang “menetapkan agenda dan arah opini tentang China” agar pers Barat lainnya mengikuti hal itu “sebagian besar tanpa keraguan.”

Dalam karyanya, Garcia membuat daftar “perbendaharaan kata” yang ditargetkan untuk menanamkan rasa takut terhadap segala hal yang berhubungan dengan China dan memperkuat citra negatif yang terbentuk di pikiran para pembaca, memanipulasi istilah-istilah seperti “rezim”, “pembersihan”, “propaganda”, dan “penindasan”, atau ungkapan seperti “perebutan kekuasaan”, “di bawah ancaman” dan “jebakan utang”.

Fitnah Barat terhadap China
Foto yang diabadikan pada 4 Agustus 2022 ini menunjukkan Gedung Putih dan rambu tanda berhenti di Washington DC, Amerika Serikat. (Xinhua/Liu Jie)

Dalam konteks ini, kalangan kaya di AS merujuk pada jutawan atau pengusaha besar, sementara golongan kaya di China adalah oligarki; China bukan memecat pejabat yang korup atau tidak efisien, melainkan “membersihkan” mereka; China bukan memberikan pinjaman yang menguntungkan untuk mengembangkan infrastruktur di negara-negara miskin, melainkan “menjebak” mereka dalam utang; China mengadopsi “diplomasi vaksin”, namun tindakan serupa oleh negara-negara lain disebut sumbangan tanpa pamrih; China “mengawasi dan mengendalikan” kontak-kontak erat kasus COVID, namun tindakan serupa oleh negara-negara lain disebut melacak.

Menurut Garcia, media Barat bahkan menciptakan retorika universal “dengan mengorbankan apa”, untuk mencari segala konsekuensi negatif dari berita positif terkait China, seperti “ekonomi China tumbuh, tetapi dengan mengorbankan apa”; “kota-kota di China semakin pintar, tetapi dengan mengorbankan apa”; “China menyediakan salju yang melimpah untuk Olimpiade, tetapi dengan mengorbankan apa”; “udara yang bersih, tetapi dengan mengorbankan apa?”; “Wuhan aman dari penyebaran COVID, namun dengan mengorbankan apa”; “China berinvestasi di Ethiopia, namun dengan mengorbankan apa”; “China genjot ekonomi Kamboja, namun dengan mengorbankan apa”; dan lain sebagainya.

Salah satu contoh yang paling “menarik” terkait hal itu adalah Bloomberg pada Desember 2019 melaporkan bahwa “China menyembuhkan kanker dengan lebih cepat dan lebih murah dibandingkan siapa pun, namun sejumlah pihak mengkhawatirkan itu terlalu cepat.”

Banner

Garcia memaparkan bahwa media AS merupakan pihak yang menentukan arah opini, dan sangat sulit bagi media Barat lainnya untuk keluar dari jalur tersebut, mengingat mereka sangat dipengaruhi oleh media AS.

Beragam dan memesona

Wartawan tersebut memanfaatkan masa tinggalnya selama lebih dari empat tahun di China untuk mengamati China secara lebih dekat. Lewat pendekatan independen, dia telah menemukan China yang autentik, yang sangat berbeda dengan apa yang digambarkan oleh media Barat.

“Faktanya, China membuat saya terkejut. Ini merupakan negara yang sangat berbeda (dari yang digambarkan oleh media Barat), sangat beragam, sangat maju dalam hal-hal tertentu. Ini adalah negara yang mengagumkan dan memiliki banyak hal yang tidak disangka oleh pihak mana pun tentang seperti apa hidup di negara itu,” kata penulis tersebut. “Saya berupaya datang ke China dengan membebaskan diri saya dari semua prasangka dan dengan pikiran yang paling terbuka.”

Berlanjut ke bagian 2

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan