Banner

Tim peneliti China kembangkan filet ikan kultur mirip jaringan

Foto yang diabadikan pada 15 Mei 2023 ini menunjukkan filet ikan kultur mirip jaringan di laboratorium Universitas Zhejiang di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur. (Xinhua/Universitas Zhejiang)

Filet ikan kultur mirip jaringan yang dikembangkan oleh tim peneliti China bertujuan untuk konsumsi manusia, dibuat dengan cara menggabungkan serat otot dan adiposit ikan dengan gel yang dicetak secara tiga dimensi (3D).

 

Hangzhou, China (Xinhua) – Boga bahari (seafood) digemari oleh banyak orang karena rasanya yang lezat dan kaya akan berbagai protein, asam lemak omega-3, dan mikronutrien. Namun, meningkatnya populasi manusia, disertai dengan tekanan lingkungan dan perubahan iklim, telah menyebabkan eksploitasi sumber daya makanan laut yang berlebihan dalam beberapa dekade terakhir.

Menanggapi tantangan ini, sebuah tim peneliti China telah berupaya mengembangkan filet ikan kultur mirip jaringan untuk konsumsi manusia, yang menggabungkan serat otot dan adiposit ikan dengan gel yang dicetak secara tiga dimensi (3D).

Baru-baru ini, tim ilmuwan dari Universitas Zhejiang dan Universitas Politeknik Dalian tersebut telah memublikasikan temuan mereka dalam jurnal npj Science of Food.

Pertama-tama, mereka mengisolasi sel punca otot dan sel punca adiposit dari ikan croaker kuning besar, ikan migran iklim hangat yang terkenal dengan rasanya yang lezat dan kaya nutrisi.

Banner

Kemudian, mereka mendorong diferensiasi miogenik piscine satellite cell (PSC) dengan mengatur dua jalur persinyalan terkait.

Selain itu, perancah 3D, material pendukung untuk adhesi (pelekatan) dan pertumbuhan sel ikan, dibuat dari campuran gel berbasis gelatin dengan PSC. Setelah proses proliferasi dan diferensiasi, perancah otot itu diisi dengan adiposit ikan kultur hingga filet ikan mirip jaringan itu terbentuk.

Pada dasarnya, kultur sel ikan itu merupakan proses proliferasi dan diferensiasi sel in vitro melalui sel punca hewan, papar tim penelitian tersebut.

Proses produksi filet itu memakan waktu 17 hari. Tidak ada perbedaan yang mencolok antara daging kultur itu dan jaringan otot asal dalam hal proporsi sel otot dan sel lemak, kekenyalan, ketahanan, atau kelenturan.

Kendati demikian, masih diperlukan banyak penilaian keamanan sebelum sel ikan kultur itu dihidangkan untuk manusia, menurut tim penelitian tersebut.

“Penelitian itu menawarkan prospek yang potensial bagi pasokan daging dan protein hewani di masa mendatang, serta memiliki implikasi yang penting untuk konservasi stok ikan laut,” ujar Liu Donghong, anggota tim penelitian tersebut.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan