Banner

Facebook akan matikan sistem pengenalan wajah

Ilustrasi. (Solen Feyissa on Unsplash)

Bekasi, Jawa Barat (Indonesia Window) – Facebook Inc. (FB.O) mengumumkan pada Selasa (2/11) bahwa mereka akan mematikan sistem pengenalan wajah yang secara otomatis mengidentifikasi pengguna dalam foto dan video, menurut laporan Reuters.

Facebook mengambil langkah tersebut menanggapi kekhawatiran masyarakat tentang penggunaan teknologi itu.

“Regulator masih dalam proses memberikan seperangkat aturan yang jelas yang mengatur penggunaannya,” wakil presiden kecerdasan buatan di Facebook, Jerome Pesenti, menulis dalam sebuah blog.

“Di tengah ketidakpastian yang sedang berlangsung ini, kami percaya bahwa membatasi penggunaan pengenalan wajah hanya pada keperluan tertentu adalah tepat,” imbuhnya.

Penghapusan pengenalan wajah oleh platform media sosial terbesar di dunia itu terjadi karena industri teknologi telah menghadapi kritik selama beberapa tahun terakhir atas etika penggunaan teknologi.

Kritikus mengatakan teknologi pengenalan wajah dapat membahayakan privasi dan menargetkan kelompok yang terpinggirkan.

IBM telah secara permanen mengakhiri penjualan produk pengenalan wajah, sedangkan Microsoft Corp (MSFT.O) dan Amazon.com Inc (AMZN.O) telah menangguhkan penjualan ke polisi tanpa batas waktu.

Berita itu juga datang ketika Facebook berada di bawah pengawasan ketat dari regulator dan anggota parlemen atas keamanan pengguna dan berbagai pelanggaran di platformnya.

Perusahaan, yang pekan lalu berganti nama menjadi Meta Platforms Inc. itu mengatakan lebih dari sepertiga pengguna aktif harian Facebook telah memilih pengaturan pengenalan wajah di situs media sosial, dan perubahan itu sekarang akan menghapusnya.

Penghapusan itu akan diluncurkan secara global dan diharapkan selesai pada Desember, kata juru bicara Facebook.

Advokasi privasi dan kelompok hak digital menyambut baik langkah tersebut.

Alan Butler, Direktur Eksekutif Pusat Informasi Privasi Elektronik mengatakan, “Sudah terlalu lama pengguna internet menderita penyalahgunaan data pribadi atas keinginan Facebook dan platform lainnya. EPIC pertama kali menyerukan diakhirinya program ini pada 2011.”

Epic! adalah platform membaca dan belajar berbasis langganan bagi anak-anak Amerika. Platform ini menawarkan akses ke buku dan video untuk anak-anak berusia 12 tahun ke bawah.

Meskipun demikian, dia mengatakan peraturan perlindungan data yang komprehensif masih diperlukan di Amerika Serikat.

Facebook tidak mengesampingkan penggunaan teknologi pengenalan wajah di produk lain, dengan mengatakan masih melihatnya sebagai “alat yang ampuh” untuk verifikasi identitas misalnya.

Perangkat lunak pengenalan wajah telah lama menjadi subyek pengawasan. Komisi Perdagangan Federal AS memasukkannya ketika mendenda Facebook 5 miliar dolar di tengah desakan untuk menyelesaikan keluhan privasi pada 2019.

Seorang hakim tahun ini menyetujui penyelesaian class action Facebook senilai 650 juta dolar di Illinois atas tuduhan mengumpulkan dan menyimpan data biometrik pengguna tanpa persetujuan yang tepat.

Laporan: Raihana Radhwa

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan