Banner

Erdogan tawarkan diri jadi penengah dalam perselisihan terkait PLTN Zaporizhzhia

Foto yang diabadikan pada 22 Agustus 2022 ini menunjukkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia. (Xinhua/Victor)

Turki dapat memainkan peran sebagai fasilitator dalam isu PLTN Zaporizhzhia Ukraina sebagaimana negara itu memfasilitasi kesepakatan ekspor biji-bijian, ujar Erdogan kepada Putin.

 

Ankara, Turki (Xinhua) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (3/9) menawarkan diri untuk menjadi penengah dalam perselisihan antara Rusia dan Ukraina terkait pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina selatan.

Dalam pembicaraan via telepon, Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas hubungan Turki-Rusia dan sejumlah isu regional, terutama proses ekspor biji-bijian dan perkembangan di PLTN Zaporizhzhia Ukraina, kata kepresidenan Turki dalam pernyataannya.

Turki dapat memainkan peran sebagai fasilitator dalam isu PLTN Zaporizhzhia sebagaimana negara itu memfasilitasi kesepakatan ekspor biji-bijian, ujar Erdogan kepada Putin, menurut pernyataan tersebut.

PLTN Zaporizhzhia merupakan salah satu PLTN terbesar di Eropa. Fasilitas tersebut dikuasai oleh pasukan Rusia sejak awal Maret. Namun, pengoperasiannya tetap dilanjutkan oleh staf Ukraina.

Banner

Lokasi PLTN itu terus dibombadir dalam beberapa pekan terakhir, memicu kekhawatiran internasional terkait keselamatan PLTN tersebut.

Ankara, yang memiliki hubungan baik dengan Kiev dan Moskow, telah bertindak sebagai mediator antara kedua pihak sejak awal pecahnya konflik.

Pada 22 Juli, Rusia dan Ukraina menandatangani sebuah kesepakatan dengan Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengizinkan ekspor bahan pangan dan pupuk dari sejumlah pelabuhan Ukraina di Laut Hitam.

Dalam pembicaraan via telepon itu, kedua pemimpin tersebut juga menegaskan kembali tekad mereka untuk melanjutkan pembangunan PLTN pertama Turki di Akkuyu oleh perusahaan energi nuklir milik negara Rusia Rosatom sesuai rencana, kata kepresidenan Turki.

PLTN Zaporizhzhia
Foto yang diabadikan pada 22 Agustus 2022 ini menunjukkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia. (Xinhua/Victor)

PLTN Zaporizhzhia

Pada 30 Agustus lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu dengan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) Rafael Grossi yang sedang berkunjung untuk membahas misi IAEA ke pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, menurut layanan pers kepresidenan Ukraina.

Banner

Dalam pembicaraan tersebut, Zelensky dan Grossi menekankan pentingnya mengirim misi IAEA ke PLTN Zaporizhzhia, seraya mengatakan bahwa setiap insiden di fasilitas tersebut dapat menimbulkan konsekuensi global.

Zelensky memuji kunjungan IAEA ke Ukraina, menambahkan bahwa situasi di sekitar PLTN itu tengah mengalami eskalasi.

“Ada risiko berbagai insiden di PLTN tersebut, kegagalan reaktor nuklir, pemutusan unit PLTN Zaporizhzhia dari jaringan kami,” ungkap Zelensky.

Zelensky mengungkapkan keyakinannya bahwa misi IAEA ke fasilitas tersebut yang dipimpin oleh Grossi akan menemukan cara untuk mencegah ancaman keamanan.

Dalam beberapa pekan terakhir, Ukraina dan Rusia saling melontarkan tuduhan terkait serangan terhadap PLTN tersebut.

Misi IAEA ke PLTN Zaporizhzhia ditujukan untuk menilai kerusakan fisik PLTN itu, menentukan fungsionalitas sistem keselamatan dan keamanannya, mengevaluasi kondisi staf, serta melaksanakan kegiatan pengamanan darurat.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan