Banner

Ekspor produk kakao 549 juta dolar AS selama Januari-Juni 2020

Ilustrasi. Nilai ekspor produk kakao olahan selama Januari-Juni 2020 sebesar 549 juta dolar AS (sekira 8,09 triliun rupiah) atau meningkat 5,13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (Rodrigo Flores on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Nilai ekspor produk kakao olahan selama Januari-Juni 2020 sebesar 549 juta dolar AS (sekira 8,09 triliun rupiah) atau meningkat 5,13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut keterangan dari Kementerian Perindustrian yang diterima di Jakarta, Kamis.

“Dari produksi industri pengolahan kakao, sebanyak 80 persen ditujukan untuk pasar ekspor. Pada tahun 2019, produk kakao olahan menyumbang nilai ekspor lebih dari 1,01 miliar dolar AS,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada peresmian Pasuruan Cocoa Technical Centre Mondelez International yang dilakukan secara virtual pada Rabu (7/10).

Banner

Menperin menyebutkan, saat ini industri pengolahan kakao mampu memproduksi beragam varian, seperti cocoa liquor (pasta kakao), cocoa cake, cocoa butter (minyak kakao) dan cocoa powder (bubuk kakao).

Cocoa butter adalah produk kakao olahan ekspor utama yang dikirim ke Amerika Serikat, Belanda, India, Estonia, Jerman dan China.

“Artinya, industri pengolahan kakao kita telah berorientasi ekspor. Untuk itu, kita perlu terus memacu kinerja dan pengembangannya agar bisa semakin kompetitif di kancah global. Kami juga berupaya memperluas akses pasar bagi produk olahan kakao, serta mendorong inovasi melalui pemanfaatan teknologi dan riset,” tutur Menteri.

Banner

Agus optimistis, industri pengolahan kakao di tanah air bisa berkembang baik karena Indonesia merupakan pengolah biji kakao nomor tiga di dunia dengan total kapasitas mencapai 800 ribu ton per tahun dari 13 perusahaan.

“Industri pengolahan kakao Indonesia berada di peringkat ketiga terbesar di dunia setelah Belanda dan Pantai Gading,” ungkapnya.

Sementara itu, menurut laporan Organisasi Kakao Internasional (ICCO/International Cocoa Organization), produksi biji kakao Indonesia pada 2018-2019 sebesar 220 ribu ton.

Banner

Capaian tersebut menempatkan Indonesia di peringkat keenam sebagai negara produsen biji kakao terbesar di dunia setelah Pantai Gading, Ghana, Equador, Nigeria dan Kamerun.

Dengan karakteristik biji kakao Indonesia yang memiliki titik leleh tinggi dan kaya kandungan lemak, industri pengolahan kakao dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi dari segi rasa, aroma, dan manfaat kesehatan.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan