Banner

Ekspor kain Indonesia meningkat, capai 146,5 juta dolar AS pada kuartal I 2022

Ilustrasi. Volume ekspor kain tercatat sebesar 30.930 ton atau meningkat 7,57 persen (yoy), atau naik 83,93 persen selama kuartal I-2022. (Engin Akyurt from Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – Nilai ekspor kain (Harmonized System Code 56 – 60) yang merupakan bagian dari industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada Januari – Maret 2022 mencapai 146,55 juta dolar AS, atau mengalami kenaikan 14,63 persen year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021.

“Secara umum, peningkatan penjualan kain didorong oleh pulihnya permintaan apparel, seiring dengan aktivitas sosial yang kembali normal pasca terkendalinya penyebaran varian Omicron,” ujar Kepala Divisi Indonesia Eximbank (IEB) Institute Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Rini Satriani, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Sementara itu, selama kuartal I tahun ini, volume ekspor kain tercatat sebesar 30.930 ton atau meningkat 7,57 persen (yoy), atau naik 83,93 persen. Peningkatan ini ditopang oleh kain ditenun berlapis (HS Code 59) yang meningkat 43,19 persen (yoy), diikuti kenaikan penjualan kapas gumpalan dan tali (HS Code 56) sebesar 6,25 persen (yoy), serta kain rajutan (HS Code 60) sebesar 12,44 persen (yoy).

“Penggunaan platform e-commerce di tengah pandemi turut menjadi katalis positif karena penjualan ekspor kain Indonesia didukung platform yang lebih besar dari sebelumnya, sehingga mampu meningkatkan basis konsumen,” kata Rini.

Data IEB Institute menunjukkan, selama kuartal I-2022, nilai dan pertumbuhan ekspor ke lima negara tujuan ekspor kain Indonesia adalah Jepang sebesar 28,33 juta dolar AS atau tumbuh 13,78 persen (yoy), Vietnam sebesar 18,15 juta dolar AS dengan pertumbuhan 11,50 persen (yoy), Amerika Serikat sebesar 11,07 juta dolar AS atau naik 11,91 persen (yoy), dan India sebesar 10,25 juta dolar AS atau tumbuh 31,05 persen (yoy).

Banner

“Pemintaan yang meningkat tinggi dari Jepang menyusul seasonal effect berupa kebutuhan produksi pakaian untuk musim semi serta pelonggaran pembatasan aktivitas per 1 Maret 2022,” jelas Rini.

Dia menambahkan, peningkatan permintaan dari Vietnam dikarenakan pengendalian penyebaran infeksi Covid-19, serta pengalihan order dari China ke Vietnam sebagai salah satu negara produsen kain.

Sementara untuk periode yang sama, ekspor kain Indonesia ke Korea Selatan mengalami penurunan 11,5 persen atau senilai 8,23 juta dolar AS akibat tingginya kasus infeksi Covid-19 selama tiga bulan pertama pada tahun ini.

Secara terpisah, Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI Chesna F Anwar menambahkan, LPEI memiliki program Penugasan Khusus Ekspor UKM yang diperuntukan bagi pelaku usaha berorientasi ekspor untuk menjaga kesinambungan usahanya.

“Program ini merupakan bagian dari pemulihan ekonomi nasional yang diberikan pemerintah kepada kami. Harapan kami, para pelaku usaha dapat menggunakan program ini,” ujarnya.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan