Banner

ADB pangkas proyeksi pertumbuhan negara berkembang Asia di tengah prospek global yang suram

Seorang pekerja mengisikan bahan bakar ke kendaraan jeepney pada tengah malam di Quezon City, Filipina, pada 7 Maret 2022. (Xinhua/Rouelle Umali)

Ekonomi kawasan Asia-Pasifik diperkirakan tumbuh sebesar 4,2 persen tahun ini dan 4,6 persen tahun depan, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada September lalu dengan masing-masing sebesar 4,3 persen dan 4,9 persen.

 

Manila, Filipina (Xinhua) – Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara berkembang di kawasan Asia dan Pasifik di tengah prospek global yang memburuk.

Laporan tambahan untuk Asian Development Outlook 2022 yang dirilis pada Rabu (14/12) memperkirakan ekonomi di kawasan itu tumbuh sebesar 4,2 persen tahun ini dan 4,6 persen tahun depan, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada September lalu dengan masing-masing sebesar 4,3 persen dan 4,9 persen.

Kendati proyeksi pertumbuhan diturunkan, ADB mengatakan negara-negara berkembang Asia masih akan berkinerja lebih baik daripada kawasan-kawasan lain secara global dalam hal pertumbuhan.

Laporan itu menyebutkan bahwa beberapa alasan utama yang memperlambat pemulihan ekonomi kawasan Asia-Pasifik, yakni pengetatan kebijakan moneter oleh bank-bank sentral secara global dan di kawasan tersebut, risiko geopolitik, dan tantangan pandemik berkepanjangan.

Banner
Ekonomi kawasan Asia-Pasifik
Seorang pedagang kecil menyiapkan makanan untuk pelanggan di pinggir jalan di Jakarta pada 1 Agustus 2022. (Xinhua/Xu Qin)

“Kawasan Asia dan Pasifik akan melanjutkan pemulihan, tetapi kondisi global yang memburuk menandakan bahwa momentum Asia dan Pasifik akan melemah pada saat kita memasuki tahun baru,” kata Kepala Ekonom ADB Albert Park.

“Para pemerintah di kawasan itu perlu bekerja sama secara lebih erat dalam mengatasi tantangan COVID-19 yang berkepanjangan, memerangi dampak dari harga pangan dan energi yang tinggi, terutama bagi masyarakat miskin dan rentan, serta memastikan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,” imbuhnya.

ADB juga menurunkan proyeksi tingkat inflasi di negara-negara berkembang di Asia dan Pasifik tahun ini menjadi 4,4 persen, dari yang sebelumnya 4,5 persen. Namun, bank tersebut menaikkan proyeksi tingkat inflasi untuk tahun depan menjadi 4,2 persen dari 4,0 persen karena tekanan inflasi dari sektor energi dan pangan.

Sebagai laporan ekonomi tahunan unggulan ADB, Asian Development Outlook diterbitkan setiap tahunnya pada bulan April, dengan pembaruan laporan pada September, dan laporan tambahan singkat dirilis secara umum pada Juli dan Desember.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan