Ekonomi Jerman diperkirakan akan menyusut, dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 0,4 persen, mendorong negara Eropa barat ini ke dalam jurang resesi pada 2023.
Berlin, Jerman (Xinhua) – Jerman bersiap memasuki resesi pada 2023, dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 0,4 persen, menurut perkiraan gabungan yang dipublikasikan oleh sejumlah institut ekonomi terkemuka di negara tersebut pada Kamis (29/9).
Pada musim semi, institut-institut tersebut masih memprediksi bahwa perekonomian terbesar di Eropa itu akan tumbuh 3,1 persen. Namun, perkiraan terbaru itu “sebagian besar mencerminkan skala krisis energi,” menurut Institut Penelitian Ekonomi RWI Leibniz, Institut Penelitian Ekonomi Halle (IWH), Institut Ekonomi Dunia Kiel, dan Institut ifo.
“Bagian yang signifikan” dari pasokan gas Jerman telah hilang sejak dimulainya konflik Rusia-Ukraina, yang meningkatkan risiko bahwa “sisa volume penyimpanan dan pasokan tidak akan cukup untuk memenuhi permintaan selama musim dingin mendatang.”
Harga gas di Eropa meningkat tiga kali lipat karena pasokan Rusia ke Jerman via jalur pipa Nord Stream 1 dipangkas berulang kali dan akhirnya benar-benar dihentikan. Setelah sejumlah ledakan yang mengakibatkan empat kebocoran gas besar di Nord Stream 1 dan 2, situasi tersebut tidak mungkin dapat diatasi dengan cepat.
Untuk mengamankan pasokan, Jerman berupaya mencari mitra dagang baru serta meningkatkan penggunaan tenaga batu bara dan nuklir. Terlepas dari rencana penghentian proyek nuklir pada akhir tahun ini, Menteri Perekonomian Jerman Robert Habeck mempertahankan opsi pengoperasian dua pembangkit listrik tenaga nuklir pada kuartal pertama 2023.
Dipicu oleh harga energi yang kian meroket, inflasi di Jerman melonjak ke rekor baru sebesar 10 persen pada September, menurut data awal dari Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis). Harga produsen yang meningkat dan gangguan rantai pasokan yang terus berlanjut akibat pandemi COVID-19 semakin memicu kenaikan harga konsumen.
Inflasi di Jerman diperkirakan akan meningkat lebih jauh dalam beberapa bulan mendatang, sebelum mencapai rata-rata 8,8 persen tahun depan, menurut perkiraan gabungan tersebut. Target inflasi sekitar 2 persen yang dipatok oleh Bank Sentral Eropa (European Central Bank) tidak akan dicapai sebelum 2024.
“Meski situasi tersebut diperkirakan akan sedikit mereda dalam jangka waktu menengah, harga gas kemungkinan akan tetap berada di atas level prakrisis,” menurut institut-institut itu, seraya memperingatkan bahwa “ini mengindikasikan hilangnya kemakmuran secara permanen bagi Jerman.”
Laporan: Redaksi