Banner

Edward Snowden resmi jadi warga negara Rusia

Edward Snowden terlihat di layar saat menjalani sesi wawancara jarak jauh secara live di ajang CeBIT 2015 di Hanover, Jerman, pada 18 Maret 2015. (Xinhua/Zhang Fan)

Edward Snowden jadi warga negara Rusia, setelah sebelumnya menjadi buronan AS  atas tuduhan spionase dan pencurian properti pemerintah sejak 2013, dan mendapat izin tinggal tetap di negara tersebut pada Oktober 2020.

 

Moskow, Rusia (Xinhua) – Edward Snowden, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (National Security Agency/NSA) Amerika Serikat (AS), telah resmi menjadi warga negara Rusia, setelah Presiden Vladimir Putin pada Senin (26/9) menandatangani surat keputusan yang memberikan kewarganegaraan kepada pria 39 tahun ini.

Snowden, yang pada 2013 mengungkap bahwa pemerintah AS memata-matai komunikasi via surat elektronik (email) dan telepon seluler yang dilakukan oleh 35 pemimpin dunia, termasuk Angela Merkel yang saat itu menjabat sebagai kanselir Jerman, merupakan satu dari 70 lebih warga negara asing yang diberi kewarganegaraan oleh pemerintah Rusia.

“Setelah bertahun-tahun terpisah dari orangtua kami, istri saya dan saya tidak ingin terpisah dari putra kami. Itulah mengapa, di era pandemi dan penutupan perbatasan ini, kami mengajukan permohonan untuk kewarganegaraan ganda AS-Rusia,” tulis Snowden di Twitter pada November 2020.

Snowden yang menjadi buronan AS atas tuduhan spionase dan pencurian properti pemerintah, telah mengungsi ke Rusia sejak 2013 dan mendapat izin tinggal tetap di negara tersebut pada Oktober 2020.

Banner

Spionase

Situs jejaring history.com menyebutkan bahwa pada 6 Juni 2013, masyarakat Amerika mengetahui pemerintah mereka memata-matai rakyatnya sendiri secara luas dan masif.

Saat itulah dua media besar di AS, The Guardian dan The Washington Post, menerbitkan serangkaian laporan yang dikumpulkan dari dokumen yang dibocorkan oleh sumber anonim. Materi tersebut mengungkap program pengawasan yang dijalankan pemerintah yang memantau catatan komunikasi, tidak hanya para penjahat atau calon teroris, tetapi juga warga negara yang taat hukum.

Tiga hari kemudian sumber itu membuka kedok dirinya sebagai Edward Snowden, seorang kontraktor Badan Keamanan Nasional. Namun, pengakuan tersebut menimbulkan kontroversi, ‘Apakah dia seorang pengungkap fakta atau pengkhianat?’

Setelah serangan 9/11 dan kebutuhan yang dirasakan untuk meningkatkan keamanan nasional, pemerintah AS melonggarkan aturannya seputar pengawasan.

Laporan pertama yang diterbitkan di The Guardian mengungkapkan bahwa NSA mengumpulkan dan memantau catatan telepon dan teks warganya sendiri. Beberapa hari kemudian, The Washington Post dan The Guardian melaporkan bahwa pemerintah AS menyadap server sembilan perusahaan Internet, termasuk Apple, Facebook dan Google, untuk memata-matai obrolan audio dan video, foto, email, dokumen, dan log koneksi orang-orang, yang dianggap bagian dari program pengawasan yang disebut Prism.

Artikel selanjutnya mengungkapkan bahwa pemerintah Amerika bahkan memata-matai para pemimpin negara lain, termasuk kanselir Jerman Angela Merkel.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan