Jakarta (Indonesia Window) – Duta Besar Armenia untuk Indonesia, Dziunik Aghajanian, berharap program kerja sama pendidikan dengan Indonesia dapat menguatkan hubungan antara kedua negara dan masyarakatnya.
“Hubungan Armenia dengan Indonesia didasarkan pada sikap saling menghormati dan percaya. Kemitraan adalah modus operandi kami. Saya berharap program-program kerja kami menciptakan hubungan baru antara kedua negara dan masyarakat,” ujar Duta Besar Dziunik dalam sambutannya pada perayaan Hari Nasional Armenia ke-28 di Jakarta, Jumat malam (4/10).
Pada kesempatan itu duta besar menerangkan sejarah terbentuknya Armenia sebagai sebuah negara saat lepas dari Uni Soviet pada 1992.
Menurut dia, pada awalnya rakyat Armenia harus melewati masa-masa sulit. Namun, mereka mampu bangkit dengan ekonomi yang kuat karena menjadikan pendidikan sebagai salah satu prinsip dalam membangun bangsa.
“Pendidikan menciptakan pengetahuan dan membantu kita untuk maju. Namun kita juga harus belajar dari sejarah,” ujar Duta Besar Dziunik, seraya menambahkan bahwa dirinya melihat potensi kerja sama pendidikan antara Armenia dan Indonesia dapat menguatkan hubungan bilateral.
Apalagi, lanjut dia, meskipun “baru” berusia 28 tahun, hubungan masyarakat Armenia dan Indonesia sesungguhnya sudah terjalin sejak lama.
“Hotel Majapahit yang merupakan hotel tertua di Surabaya dibangun oleh kakak beradik Armenia,” kata duta besar.
Berkaitan dengan kerja sama pendidikan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang hadir sebagai tamu kehormatan pada perayaan tersebut menawarkan program beasiswa Dharmasiswa kepada para mahasiswa Armenia untuk belajar di Indonesia.
“Sejauh ini ada empat mahasiswa Armenia yang belajar di Indonesia melalui program Dharmasiswa. Mereka adalah bagian dari hubungan abadi antara dua negara dan semoga akan ada lebih banyak mahasiswa Armenia yang belajar di Indonesia di masa mendatang,” kata menteri.
Hari Nasional Armenia jatuh pada 21 September dan dirayakan pula sebagai Hari Perdamaian Dunia.
Laporan: Redaksi