Diplomat Belanda Sigrid Kaag memulai tugasnya sebagai koordinator senior kemanusiaan dan rekonstruksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Gaza, dan bertanggung jawab dalam memfasilitasi, mengoordinasikan, memantau, dan memverifikasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
PBB (Xinhua) – Diplomat sekaligus politisi Belanda Sigrid Kaag pada Senin (8/1) memulai tugasnya sebagai koordinator senior kemanusiaan dan rekonstruksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Gaza, demikian disampaikan seorang juru bicara (jubir) PBB.
“Dia akan memfasilitasi, mengoordinasikan, memantau, dan memverifikasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza,” ujar Florencia Soto Nino, jubir Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres. “Kaag juga telah menerima mandat untuk membentuk sebuah mekanisme PBB guna mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui negara-negara yang tidak terlibat dalam konflik tersebut.”
Setelah bertemu dengan sekjen PBB, Soto Nino mengatakan Kaag akan pergi ke Washington pada pekan ini untuk melakukan pertemuan sebelum menuju kawasan tersebut.
Jubir itu menyebutkan Kaag akan memulai tugasnya di Amman, Yordania, dengan tujuan untuk pindah ke Mesir dan kemudian ke Gaza.
Sebagai seorang politisi sekaligus diplomat veteran Belanda dengan spesialisasi di Timur Tengah, dia akan didukung oleh Kantor PBB untuk Layanan Proyek (UN Office for Project Services/UNOPS).
Saat mengumumkan penunjukan Kaag bulan lalu, PBB mengatakan Kaag memiliki banyak pengalaman dalam bidang politik, kemanusiaan, dan pembangunan serta diplomasi. Baru-baru ini, dia menjabat sebagai wakil perdana menteri pertama pemerintah dan menteri keuangan wanita pertama Belanda.
Dari 2015 hingga 2017, Kaag merupakan koordinator khusus PBB untuk Lebanon, dan dari 2013 hingga 2015, dia menjabat sebagai koordinator khusus Organisasi Bersama untuk Pelarangan Senjata Kimia (Joint Organization for Prohibition of Chemical Weapons/JOPCW) dan misi PBB di Suriah. Selain itu, Kaag juga menjabat sebagai asisten sekjen di Program Pembangunan PBB (UN Development Programme/UNDP) dari 2010 hingga 2013.
Di antara deretan gelar yang diraihnya, Kaag memiliki gelar Master of Arts dalam bidang studi Timur Tengah dan Master of Philosophy dalam bidang hubungan internasional. Dia juga menguasai bahasa Belanda, Jerman, Prancis, Inggris, Spanyol, dan Arab.
Laporan: Redaksi