Jakarta (Indonesia Window) – Dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang telah melampaui batas-batas geografi, terutama di Kawasan Asia Tenggara, mendorong Uni Eropa meluncurkan program program penanganan karhutla ASEAN senilai 24 juta euro (1 euro=Rp 15.590).
Program yang mendukung upaya Pemanfaatan Berkelanjutan Lahan Gambut dan Mitigasi Asap di ASEAN (SUPA) tersebut didanai oleh Uni Eropa senilai 20 juta euro dan Pemerintah Jerman senilai 4 juta euro, demikian dikutip dari situs jejaring ASEAN di Jakata, Senin.
Inisiatif baru tersebut mendukung tujuan Strategi Pengelolaan Lahan Gambut ASEAN melalui tindakan kolektif dan peningkatan kerja sama guna meningkatkan pengelolaan lahan gambut berkelanjutan, mengurangi dampak perubahan iklim, mengelola risiko kebakaran hutan dan mengurangi asap.
Inisiatif tersebut juga mendukung dan mempertahankan mata pencaharian lokal sembari mengatur manajemen lingkungan global.
Program ini juga meliputi upaya penanggulangan akar penyebab kebakaran lahan gambut, terutama setelah karhutla di Kawasan Asia Tenggara pada 2019 yang membakar 857.755 hektar.
Dukungan UE untuk pengelolaan lahan gambut berkelanjutan ASEAN terdiri atas dua komponen utama yang saling menguatkan, yaitu pendekatan pemerintah dan pendekatan aktor non-negara.
Pendekatan pemerintah dilaksanakan oleh Lembaga Jerman Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ).
Sedangkan pendekatan aktor non-negara diimplementasikan oleh lembaga World Resources Institute Indonesia bekerja sama dengan Tropical Rainforest Conservation & Research Center Malaysia dan IDH Sustainable Trade Initiative.
Kedua komponen tersebut akan bekerja secara kolaboratif dalam mendukung ASEAN mengatasi akar penyebab kebakaran hutan.
Duta Besar UE untuk ASEAN Igor Driesmans berharap bahwa program baru ini akan mendorong kawasan tersebut menjadi lebih tangguh dan proaktif dalam pengelolaan lahan gambut berkelanjutan.
Menurut duta besar, SUPA menandai tonggak penting bagi UE dan ASEAN, karena program itu adalah kerja sama regional pertama di bawah Program Indikatif Multi-tahunan UE-ASEAN di bidang perubahan iklim.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi menyoroti bahwa semangat kerja sama ASEAN dalam menangani masalah-masalah regional dan lintas batas tetap kuat dan meningkat melalui tema Kepemimpinan ASEAN tahun ini, yakni ‘Memajukan Kemitraan Demi Keberlanjutan’.
Kerja sama ASEAN dan mekanismenya akan terus melengkapi dan menambah nilai pada prioritas negara-negara Anggota ASEAN di banyak bidang, sekaligus berkontribusi pada implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa Bangsa.
Laporan: Redaksi