Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional menandatangani kesepakatan yang diprakarasai oleh Arab Saudi dengan Dewan Transitional Bagian Selatan (Southern Transitional Council/STC) di Riyadh, Selasa (5/11).
Kesepakatan yang dihadiri oleh Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi dan Pemimpin STC Aidarous Al-Zoubeidi tersebut bertujuan mengakhiri perang sipil di negara yang berbatasan dengan Arab Saudi di bagian utara tersebut dengan membagi kekuasaan antara kedua pihak, demikian laporan Saudi Gazette yang dikutip di Jakarta, Rabu.
Dewan Transisi Selatan adalah organisasi di Yaman yang terdiri atas 26 anggota, termasuk gubernur dari lima daerah di bagian selatan dan dua menteri pemerintahan. STC dibentuk oleh faksi Gerakan Selatan, juga dikenal sebagai al-Hirak al-Janoubi.
“Perjanjian ini akan membuka periode baru stabilitas di Yaman. Kerajaan Arab Saudi mendukung Anda,” kata Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Muhammad Bin Salman, yang juga menjabat wakil perdana menteri dan menteri pertahanan, pada upacara penandatanganan.
“Ini adalah hari yang menyenangkan di Arab Saudi karena kedua belah pihak bersatu,” imbuhnya.
Putera Mahkota Muhammad menyatakan bahwa perjanjian itu merupakan langkah menuju solusi politik guna mengakhiri Perang Yaman.
“Kesepakatan Riyadh adalah tonggak menuju solusi politik untuk mengakhiri perang di Yaman,” katanya setelah kesepakatan itu ditandatangani.
“Kami dengan senang hati menyambut Anda di negara kedua Anda, Kerajaan Arab Saudi, pada hari yang penuh kegembiraan ini. Setiap hari orang-orang Yaman berkumpul adalah hari sukacita bagi kerajaan sejak pemerintahan Raja Abdulaziz,” ucap Putra Mahkota.
Putera Mahkota Muhammad secara khusus berterima kasih kepada timpalannya Putera Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed yang menghadiri penandatanganan tersebut dan karena dukungannya selama krisis Yaman terjadi.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pangeran Mahkota Abu Dhabi Syeikh Mohammed Bin Zayed dan memuji pengorbanan besar yang dilakukan oleh Uni Emirat Arab yang selalu bersama kami dan kawan-kawan dari negara-negara anggota koalisi lainnya,” katanya.
“Kerajaan akan selalu berdiri di pihak Yaman, mengupayakan stabilitas dan kemakmuran Yaman, dan yakin bahwa kebijaksanaan rakyatnya akan mampu menghadapi semua tantangan,” ujar Putera Mahkota Saudi.
“Perhatian utama kami sejak awal krisis Yaman adalah untuk mendukung rakyat Yaman dan menanggapi permintaan pemerintah sah Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi,” imbuhnya.
Dia menekankan bahwa tindakan kerajaan adalah semata-mata berdasarkan prinsip membela diri untuk mencegah campur tangan asing.
“Gangguan asing ini berupaya untuk memaksakan realitas baru pada Yaman dengan paksa, dan melakukan kudeta terhadap pemerintah yang sah dan mengancam keamanan tetangga, wilayah dan jalur air kritis ke seluruh dunia,” katanya.
Sementara itu, Pangeran Mahkota Abu Dhabi Syeikh Mohammed Bin Zayed mengatakan, “Saya menghargai upaya besar yang dilakukan Arab Saudi dalam menyatukan rakyat Yaman dan peran pentingnya dalam mewujudkan Kesepakatan Riyadh. Kami dengan tulus berharap perdamaian dan kemakmuran menang dan agar rakyat Yaman menikmati keamanan, stabilitas, dan pembangunan.”
Pujian juga dilontarkan oleh Wakil Menteri Pertahanan Saudi Pangeran Khalid Bin Salman yang mengatakan, “Kesepakatan Riyadh memahkotai upaya kerajaan yang dipimpin oleh Putra Mahkota untuk mencapai keamanan dan menciptakan perdamaian di Yaman.”
Pangeran Khalid, dalam cuitannya, berkata, “Kesepakatan Riyadh adalah peluang untuk membalik halaman baru yang penuh dengan dialog jujur di antara semua warga Yaman menuju solusi politik yang mengakhiri krisis di Yaman.”
“Kami menghargai peran positif UEA untuk mencapai kesepakatan. Kami menghargai tanggapan positif dari Presiden Yaman, pemerintah Yaman dan STC. Mereka telah menempatkan kepentingan rakyat Yaman di atas semua pertimbangan,” lanjut dia.
Kesepakatan itu diharapkan mendorong Dewan Transisi Selatan Yaman (STC) menyerahkan sejumlah menteri, dan pemerintah kembali ke kota selatan Aden, menurut pejabat dan laporan di media Saudi.
Utusan khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, memberi selamat kepada kedua pihak atas kesepakatan itu, yang katanya akan mendorong upaya untuk mengakhiri perang saudara yang lebih luas dan telah menghancurkan negara itu.
“Penandatanganan kesepakatan ini merupakan langkah penting bagi upaya kolektif kami untuk memajukan penyelesaian damai atas konflik di Yaman,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Mendengarkan para pemangku kepentingan selatan penting bagi upaya politik untuk mencapai perdamaian di negara ini,” imbuhnya.
Bentrokan antara STC dan pasukan pemerintah, yang selama bertahun-tahun bertempur di pihak yang sama melawan kaum Houthi, telah menimbulkan kekhawatiran bahwa negara itu dapat pecah total.
Faksi-faksi dalam beberapa pekan terakhir mengadakan perundingan tidak langsung yang dimediasi oleh Arab Saudi di kota Jeddah di bagian barat kerajaan, dengan puncaknya adalah kesepakatan yang ditandatangani di Riyadh.
Laporan: Redaksi