Deklarasi Granada menandai dimulainya proses guna menentukan arah dan prioritas politik umum Uni Eropa untuk tahun-tahun mendatang, menetapkan langkah strategis untuk membentuk masa depan kita bersama demi kepentingan semua.
Granada, Spanyol (Xinhua) – Para pemimpin negara-negara anggota Uni Eropa (UE) menutup konferensi tingkat tinggi (KTT) informal selama satu hari yang membahas strategi masa depan dan perluasan blok tersebut pada Jumat (6/10) dengan diadopsinya deklarasi Granada.
Para pemimpin UE berkumpul di kota Spanyol selatan itu untuk “menandai dimulainya proses guna menentukan arah dan prioritas politik umum Uni Eropa untuk tahun-tahun mendatang, menetapkan langkah strategis untuk membentuk masa depan kita bersama demi kepentingan semua,” menurut deklarasi tersebut.
Berbicara dalam konferensi pers setelah KTT itu, Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan penerapan deklarasi tersebut merupakan titik awal penting bagi pekerjaan Agenda Strategis UE (2024-2029) di masa depan. KTT Granada menandai pertama kalinya para pemimpin UE mendiskusikan prioritas masa depan agenda itu, yang akan diadopsi pada Juni 2024.
Mengenai perluasan, deklarasi tersebut menyatakan bahwa UE dan negara-negara anggotanya di masa depan harus siap. “Calon negara anggota perlu meningkatkan upaya reformasi mereka … Secara paralel, Uni Eropa perlu meletakkan landasan internal dan reformasi yang diperlukan.”
“Proses aksesi ke Uni Eropa merupakan aksesi yang didasarkan pada prestasi,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam konferensi pers, seraya menambahkan bahwa “tidak ada jalan pintas, tidak ada aksesi otomatis.”
Perluasan UE merupakan proses negara-negara bergabung dengan blok tersebut setelah mereka memenuhi serangkaian persyaratan politik dan ekonomi. Saat ini, delapan negara, termasuk beberapa negara dari Balkan Barat, Ukraina dan Moldova, telah menerima status kandidat, tetapi masing-masing negara menganut proses pendekatan hubungan yang berbeda dengan UE.
Pelaksana Tugas (Plt.) Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, yang negaranya saat ini memegang jabatan bergilir Presidensi Dewan UE selama enam bulan, mengatakan sehari sebelum KTT tersebut Spanyol selalu terbuka untuk perluasan, tetapi mengungkapkan bahwa memasukkan negara anggota baru ini akan membawa “banyak tantangan secara internal.”
Para pemimpin Uni Eropa juga membahas kebijakan migrasi. Namun, tidak disebutkan tentang migrasi dalam deklarasi KTT tersebut karena adanya perpecahan di antara negara-negara anggota. Polandia dan Hongaria dilaporkan menolak para pemimpin untuk memasukkannya ke dalam deklarasi final.
Terjadi peningkatan kedatangan migran di pantai-pantai Eropa baru-baru ini. Per Agustus, UE telah mencatat lebih dari 160.000 kedatangan ilegal pada tahun ini.
Laporan: Redaksi