Jakarta (Indonesia Window) – Arab Saudi memulai vaksinasi melawan COVID-19, dengan Menteri Kesehatan Dr. Tawfiq Al-Rabiah menjadi warga negara pertama yang menerima vaksin tersebut.
Tayangan TV nasional pada Kamis menunjukkan Al-Rabiah menerima dosis pertama vaksin, dan mengumumkan bahwa “hari ini adalah awal dari terobosan krisis.”
Langkah Menkes Arab Saudi itu bertujuan untuk meyakinkan warga dan ekspatriat tentang keamanan vaksin. Vaksin itu sifatnya opsional dan tidak wajib, jelasnya.
“Kami akan memiliki pusat vaksin di semua wilayah kerajaan. Kami ingin membuat vaksin ini aman dan memberikan dosis melawan virus corona untuk semua orang,” ujar menteri.
“Saya mengambil vaksin di pusat vaksinasi pertama, yang memiliki lebih dari 550 klinik, dan kami akan memiliki pusat vaksinasi di semua wilayah. Selama sembilan bulan terakhir, saya telah mengikuti dengan perhatian jumlah infeksi, dan hari ini saya akan mulai menindaklanjuti jumlah mereka yang menerima vaksinasi,” kata Dr. Al-Rabiah setelah menerima vaksin.
Sementara itu, Komite Penyakit Menular membenarkan bahwa proses vaksinasi pada awalnya melibatkan para lansia, sedangkan Komite Makanan dan Obat-obatan menekankan bahwa vaksin corona, yang telah disetujui di Arab Saudi, aman.
Sebelumnya Rabu (16/12), Al-Rabiah mengumumkan kedatangan gelombang pertama vaksin di Arab Saudi.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi menyatakan bahwa jumlah orang yang mendaftar untuk menerima vaksin secara cuma-cuma melalui aplikasi ‘Sehhaty’ (My Health) di tautan http://onelink.to/yjc3nj mencapai 150.000 sejak peluncuran pendaftaran pada Selasa hingga Rabu sore.
Kementerian mendesak semua orang, termasuk warga negara asing, untuk mempercepat pendaftaran guna menjaga kesehatan dan keselamatan mereka serta melindungi diri dari infeksi virus corona.
Kementerian itu menjelaskan bahwa vaksinasi akan diberikan dalam tiga tahap.
Tahap pertama akan menyasar warga negara dan ekspatriat yang berusia di atas 65 tahun; tenaga kesehatan dan tenaga profesional lain yang paling rentan terhadap infeksi; orang-orang yang mengalami obesitas; mereka yang memiliki defisiensi imun; dan mereka yang menderita dua atau lebih penyakit kronis.
Tahap kedua mencakup semua kategori warga negara dan ekspatriat di atas yang berusia di atas 50 tahun.
Sedangkan kelompok sasaran pada tahap ketiga mencakup semua warga negara dan ekspatriat yang ingin menerima vaksin.
Laporan: Redaksi