Banner

Pakar sebut gelombang panas picu migrain berulang

Seorang pejalan kaki terlihat di tengah asap, yang disebabkan oleh kebakaran hutan di Kanada, di dekat One World Trade Center di New York, Amerika Serikat, pada 7 Juni 2023. (Xinhua/Michael Nagle)

Dehidrasi ekstrem dapat menyebabkan otak menyusut dan menarik pembuluh darah di otak, sehingga dapat menyebabkan rasa sakit secara fisik.

 

New York City, AS (Xinhua) – Ketika gelombang panas menjadi lebih kerap terjadi dan berlangsung lebih lama akibat perubahan iklim, diperkirakan 39 juta orang Amerika saat ini menderita migrain, demikian menurut American Migraine Foundation.

Separuh dari para penderita migrain itu mengatakan bahwa cuaca menjadi salah satu pemicu sakit kepala mereka, kata Elizabeth Loder, kepala Divisi Sakit Kepala di Brigham and Women’s Hospital.

“Panas dapat menjadi faktor utama, kata para ahli, meskipun timbulnya sakit kepala acap kali merupakan kombinasi dari faktor-faktor lingkungan yang memperburuk,” lansir The Washington Post mengenai temuan ini pada Rabu (10/7). Suhu tinggi sering kali disertai dengan perubahan tekanan barometrik, paparan sinar matahari langsung, serta kelembapan. Perubahan-perubahan lingkungan ini dapat memicu sakit kepala pada penderita migrain.

“Otak migrain tidak menyukai variabilitas,” kata Jessica Ailani, seorang ahli saraf sekaligus direktur Pusat Sakit Kepala di MedStar Georgetown, sebagaimana dikutip. “Otak migrain ingin Anda tidur pada jam yang sama, makan makanan yang sama. Jadi, perubahan suhu dan cuaca yang drastis tidak cocok untuk migrain.”

Banner

Para ahli belum dapat memastikan mekanisme persisnya bagaimana panas dapat memicu sakit kepala, meskipun panas dapat menyebabkan proses yang diketahui menyebabkan sakit kepala. Dehidrasi ekstrem dapat menyebabkan otak menyusut dan menarik pembuluh darah di otak, sehingga dapat menyebabkan rasa sakit secara fisik, jelas Loder.

Dalam kasus yang ekstrem, panas dapat memengaruhi fungsi neuron otak, ungkap Narayan Kissoon, ahli saraf di Mayo Clinic. Fungsi sel yang berubah menyebabkan peningkatan aktivitas di pusat rasa sakit di otak, imbuhnya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan