Banner

Dosen Universitas Islam Madinah bantu tingkatkan keilmuan ratusan santri Indonesia

Pembina Yayasan Pesantren Al-Wafi, Dr. Ali Saman Hasan, menyampaikan sambutan pada pembukaan Dauroh Ilmiyyah Syar’iyyah (seminar ilmiah) yang digelar di Pondok Pesantren Al Wafi, di Depok, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024). (Indonesia Window/Ronald Rangkayo)

Dauroh Ilmiyyah Syar’iyyah (seminar ilmiah) yang digelar di Pondok Pesantren Al Wafi, di Depok, Jawa Barat, mulai 4-8 Juli 2024, membantu para pelajar untuk lulus ujian masuk Universitas Islam Madinah.

 

Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Empat dosen dari Universitas Islam Madinah (Madinah Islamic University) hadir dalam kegiatan Dauroh Ilmiyyah Syar’iyyah (seminar ilmiah) yang digelar di Pondok Pesantren Al Wafi, di Depok, Jawa Barat, mulai 4 hingga 8 Juli 2024.

“Para dosen dari Universitas Islam Madinah ini akan membantu para santri untuk meng-upgrade ‘ilmu-ilmu alat’ seperti Bahasa Arab, termasuk di dalamnya nahwu, shorof, dan balaghah, juga ilmu-ilmu ghayat, seperti akidah, mustholah hadits, dan ushul fikih,” jelas Pembina Yayasan Pesantren Al-Wafi, Dr. Ali Saman Hasan, dalam wawancara eksklusif dengan Indonesia Window usai acara pembukaan Dauroh Ilmiyyah Syar’iyyah di kampus Al-Wafi, Depok, Rabu.

Para pengajar dari Universitas Islam Madinah tersebut adalah Dr. Abdullah bin Mubarak an Nakhari, Dr. Fahd Isa, Dr. Wail bin Fawaz, dan Dr. Adil bin Ali bin Ghanim.

Dr. Ali Saman menjelaskan, Dauroh Ilmiyyah Syar’iyyah tersebut juga bertujuan untuk membantu para pelajar Indonesia agar bisa diterima di universitas-universitas di Timur Tengah.

Banner

“Kesempatan belajar di Arab Saudi  sangat terbuka sekali bagi pelajar Indonesia. Untuk tes masuk Universitas Madinah mereka bisa mendaftar sendiri melalui aplikasi website universitas setelah lulus tsanawiyah (tingkat SMA), baik dari sekolah negeri maupun swasta, yang diakui oleh UIM. Lalu, mereka harus mendapatkan rekomendasi dari pihak pesantren atau sekolah, dan organisasi Islam, serta harus berkelakukan baik dan sehat,” jelasnya.

Setelah semua persyaratan administrasi tersebut dipenuhi, para pendaftar akan mendapatkan nomor urut untuk mengikuti tahap wawancara dengan pihak universitas, imbuhnya.

Dr. Ali Saman menekankan, meng-upgrade Bahasa Arab merupakan kunci modal agar lulus ujian masuk UIM.

Dauroh Ilmiyyah Syar’iyyah yang diadakan di Al Wafi, menurutnya, adalah proses yang membantu memudahkan atau memfasilitasi proses pendaftaran para pelajar tersebut ke Universitas Islam Madinah. Hal ini karena empat dosen yang memberikan materi pada seminar ilmiah tersebut saat ini juga aktif dalam proses penerimaan mahasiswa baru.

Para pengajar dari Universitas Islam Madinah: Dr. Abdullah bin Mubarak an Nakhari, Dr. Fahd Isa, Dr. Wail bin Fawaz, dan Dr. Adil bin Ali bin Ghanim, menyampaikan sambutan pada pembukaan Dauroh Ilmiyyah Syar’iyyah (seminar ilmiah) yang digelar di Pondok Pesantren Al Wafi, di Depok, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024). (Indonesia Window/Ronald Rangkayo)

“Dr. Abdullah an Nakhari mengurusi penerimaan mahasiswa baru. Dr. Fahd Isa mengajar jurusan akidah dan ushuluddin, dan menjabat Wakil Dekan Program Pascasarjana. Dr. Wail bin Fawaz mengajar ilmu hadits dan mustholah hadits. Dr. Adil mengajar ilmu bahasa dan menentukan level penguasaan Bahasa Arab para mahasiswa,” jelas Dr. Ali Saman.

Para peserta Dauroh Ilmiyyah Syar’iyyah (seminar ilmiah) yang digelar di Pondok Pesantren Al Wafi, di Depok, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024). (Indonesia Window/Ronald Rangkayo)

Dauroh Ilmiyyah Syar’iyyah di Pondok Pesantren Al Wafi yang merupakan penyelenggaraan pertama kali tersebut diikuti oleh 432 santri dari 150 lembaga seluruh Indonesia.

Banner

Setelah mengikuti seminar yang disampaikan oleh para dosen UIM, serta menerima pembekalan dari para pengajar Indonesia mengenai kepemimpinan, keorganisasian, public speaking, dan materi bermuatan lokal lainnya, para peserta dauroh berkesempatan mengikuti ujian masuk UIM yang akan diadakan pada 7 Juli.

Menurut Ust. Ali, Dauroh Ilmiyyah Syar’iyyah akan menjadi kegiatan tahunan, dengan lokasi penyelenggaraan yang lebih luas, yakni di Sumatera dan Sulawesi, yang merupakan “kantong-kantong Umat Islam, lembaga-lembaga dakwah, serta organisasi-organisasi masyarakat.”

Selain itu, durasi penyelenggaraan akan dibuat lebih panjang, hingga dua pekan.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan