Tim ilmuwan AS gunakan data satelit untuk evaluasi pemulihan hutan pascakarhutla
Data satelit dapat digunakan untuk menilai bagaimana hutan dapat pulih dari kebakaran hutan dan lahan, yang berpotensi mengubah praktik pengelolaan lahan dan kebakaran.
Los Angeles, Amerika Serikat (Xinhua/Indonesia Window) – Para ilmuwan di National Science Foundation National Center for Atmospheric Research (NSF NCAR) Amerika Serikat (AS) telah mengembangkan sebuah metode yang hemat biaya dengan menggunakan data satelit untuk menilai bagaimana hutan dapat pulih dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang berpotensi mengubah praktik pengelolaan lahan dan kebakaran, demikian menurut sebuah rilis dari NSF NCAR pada Senin (7/7).
Studi ilmiah tersebut menggabungkan citra dari dua satelit NASA dengan data klasifikasi lahan khusus dari Survei Geologi AS. Pendekatan ini memungkinkan para ilmuwan dapat mengevaluasi persentase pemulihan hutan dan membandingkan kecepatan regenerasi di berbagai kategori perlindungan lahan.
Biasanya, pemulihan area yang terbakar dievaluasi melalui survei lapangan yang membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Metode penginderaan jauh baru ini menawarkan alternatif yang lebih cepat dan lebih ekonomis, ungkap penelitian tersebut.
“Kami telah mengembangkan kerangka kerja sederhana yang dapat memberikan kemampuan kepada para pengelola lahan dan kebakaran untuk melihat dengan mudah upaya apa saja yang dapat membuat perbedaan dalam pemulihan hutan pascakebakaran,” ujar Shima Shams, ilmuwan NSF NCAR sekaligus peneliti utama dalam studi itu. “Metode ini merupakan cara yang cepat dan hemat biaya untuk membantu mereka mengetahui di mana mereka harus memfokuskan dana guna mendapatkan manfaat yang maksimal.”
Laporan: Redaksi

.jpg)








