Jakarta (Indonesia Window) – Varian baru COVID-19 B.1.640 yang “merebak luas” saat ini dan telah teridentifikasi pada kurang dari satu persen sampel yang menjalani pengurutan di Prancis belum jadi ancaman, kata para ahli WHO di Jenewa, Swiss pada Kamis (6/1).
Galur (strain) baru itu kemudian dikenal sebagai varian IHU karena diidentifikasi pertama kali oleh sejumlah akademisi di Institut Infeksi Mediterranee IHU di Marseille, Prancis.
Dalam sebuah konferensi pers, pemimpin teknis untuk Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Maria Van Kerkhove, menyampaikan bahwa varian B.1.640 pertama kali terdeteksi pada September 2021 di beberapa negara.
Setelah melakukan sejumlah diskusi internal, WHO mengklasifikasikan galur itu sebagai “varian dalam pemantauan” (variant under monitoring/VUM) pada November 2021.
Menurut definisi WHO, VUM merupakan varian SARS-CoV-2 dengan perubahan genetik yang diduga memengaruhi karakteristik virus, yang dapat menimbulkan risiko di masa mendatang. Namun, bukti dampak fenotipik dan epidemiologis saat ini masih belum jelas, sehingga butuh pemantauan yang ditingkatkan dan penilaian berulang sembari menunggu bukti baru.
Van Kerkhove memaparkan bahwa mengingat varian B.1.640 memiliki banyak mutasi, WHO mengklasifikasikannya sebagai VUM untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Dia menegaskan kembali bahwa vaksin COVID-19 saat ini ampuh melawan semua varian yang merebak dan sangat efektif untuk mencegah penyakit yang parah dan kematian.
“Saya pikir sangatlah penting untuk diketahui oleh masyarakat … bahwa saat giliran Anda tiba, segera lakukan vaksinasi karena itu amat penting,” ujar dia.
Direktur Departemen Imunisasi, Vaksin, dan Biologi WHO, Katherine O’Brien, mengatakan bahwa B.1.640 bukanlah varian yang mengalami peningkatan prevalensi, melainkan bagian kecil dari galur yang tengah merebak.
Sumber: Kantor Berita Xinhua
Laporan: Redaksi