Banner

COVID-19 – WHO pastikan vaksin tersedia bagi seluruh negara di dunia

Ilustrasi. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, memastikan bahwa begitu vaksin COVID-19 tersedia, maka akan tersedia secara adil di semua negara. (Science in HD on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, memastikan bahwa begitu vaksin COVID-19 tersedia, maka akan tersedia secara adil di semua negara.

“Dengan mengumpulkan sumber daya dan bertindak dalam solidaritas melalui ACT Accelerator dan Fasilitas COVAX, kami dapat memastikan bahwa begitu vaksin tersedia untuk COVID-19, vaksin itu tersedia secara adil di semua negara,” ujar Ghebreyesus dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Rabu.

COVAX adalah sebuah inisiatif global yang bertujuan bekerja sama dengan produsen vaksin guna memberikan akses yang adil kepada negara-negara di seluruh dunia untuk  vaksin yang aman dan efektif, setelah dilisensikan dan disetujui.

COVAX adalah pilar dari Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator (pemercepat akses COVID-19) yang dipimpin bersama oleh Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), Gavi (Aliansi Vaksin), serta WHO yang bermitra dengan produsen vaksin negara maju dan berkembang.

Keberhasilan COVAX tidak hanya bergantung pada negara-negara yang mendaftar ke Fasilitas COVAX, tapi juga yang mengisi celah pendanaan utama untuk penelitian dan pengembangan, serta mekanisme dalam mendukung partisipasi negara-negara berpenghasilan rendah.

“COVID-19 adalah tantangan kesehatan global yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang hanya dapat dihadapi dengan kerja sama yang belum pernah terjadi sebelumnya antara pemerintah, peneliti, produsen, dan mitra multilateral,” kata Ghebreyesus.

CEPI memimpin penelitian dan pengembangan (R&D) vaksin COVAX yang bertujuan mengembangkan tiga vaksin yang aman dan efektif dan tersedia bagi negara-negara yang berpartisipasi dalam inisiatif tersebut.

Sembilan kandidat vaksin saat ini sedang didukung oleh CEPI, tujuh di antaranya sedang dalam uji klinis.

Sejauh ini, sejumlah pemerintah, produsen vaksin (selain R&D mereka sendiri), serta organisasi dan individu telah berkomitmen sebesar 1,4 miliar dolar AS (sekira 20,5 triliun rupiah) untuk R&D.

Namun demikian, tambahan 1 miliar dolar AS sangat dibutuhkan untuk terus memajukan portofolio COVAX, sebut pernyataan tersebut.

Sembilan kandidat vaksin lainnya yang melengkapi portofolio CEPI saat ini sedang dievaluasi untuk dimasukkan dalam COVAX. L

ebih lanjut, COVAX akan mempertimbangkan pengadaan vaksin yang melengkapi portofolio dari produsen mana pun di dunia.

Saat ini pembicaraan dengan sejumlah produsen tambahan yang tidak menerima dukungan R&D dari CEPI sedang berlangsung guna mendapatkan vaksin mereka jika berhasil.

Memaksimalkan portofolio vaksin meningkatkan kemungkinan keberhasilan karena vaksin individual secara historis memiliki tingkat kegagalan yang tinggi.

“Dalam perebutan vaksin, negara-negara dapat bertindak sendiri, menciptakan beberapa pemenang, dan banyak yang kalah. Atau, mereka dapat berkumpul untuk berpartisipasi dalam COVAX, sebuah inisiatif yang dibangun di atas kepentingan pribadi yang tercerahkan tetapi juga kesetaraan, tanpa meninggalkan satu pun negara di belakang,” kata CEO CEPI, Richard Hatchett.

“Hanya dengan mengambil pandangan global kita dapat melindungi mereka yang paling berisiko di seluruh dunia dari efek mengerikan penyakit ini. COVAX dapat mengirimkan vaksin yang dapat mengakhiri pandemik, tetapi perlu negara-negara maju untuk bergabung dengan Fasilitas COVAX, dan juga untuk mengatasi kekurangan pendanaan yang serius, termasuk untuk R&D,” imbuhnya.

“Keputusan yang diambil sekarang tentang vaksin COVID-19 memiliki kekuatan untuk mengubah masa depan kita. Kita harus berani dan ambisius dalam mengupayakan solusi multilateral,” ujar Hatchett.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan