Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Komisi Pengawas Keuangan (FSC) Taiwan pada hari Selasa (16/11) menyetujui rencana asuransi kesehatan untuk pekerja migran, yang akan mencakup biaya rawat inap dalam periode 30 hari setelah kedatangan mereka di Taiwan, jika mereka terinfeksi COVID- 19.

Paket asuransi COVID-19, yang pertama dirancang khusus untuk pekerja migran baru, dikembangkan oleh Fubon Insurance Co., sebagai tanggapan atas keputusan Taiwan baru-baru ini untuk membuka kembali perbatasannya bagi pekerja asal Indonesia, kata Kepala Sekretaris Biro Asuransi FSC, Tsai Huo-yen, pada konferensi pers yang dikutip dari Kantor Berita CNA.

Asuransi tersebut dikembangkan setelah FSC meminta Asosiasi Asuransi Non-jiwa Taiwan untuk berkoordinasi dengan anggotanya guna menyusun rencana asuransi yang akan mencakup hingga 500.000 dolar Taiwan (sekira 256,09 juta rupiah) untuk biaya rawat inap bagi pekerja migran yang dikonfirmasi memiliki infeksi COVID-19 impor, jelas Tsai.

Saat ini, biaya perawatan medis lainnya untuk pekerja migran yang tiba dengan infeksi COVID-19 dibayar oleh Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) Taiwan, tetapi ini akan segera dihentikan, katanya.

Di bawah rencana asuransi kesehatan komersial, majikan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari pekerja migran untuk membeli asuransi kesehatan bagi mereka sebelum mereka memasuki Taiwan, kata Tsai.

Banner

Pengusaha dengan kurang dari lima pekerja hanya dapat membeli polis individu, dengan biaya 1.100-1.200 dolar Taiwan (sekira 564.000 rupiah – 615.000 rupiah) per orang. Sementara mereka yang memiliki lima atau lebih pekerja akan memiliki pilihan untuk membeli asuransi kelompok, katanya.

Pekerja migran yang dicakup oleh rencana tersebut tidak perlu membayar biaya rawat inap, jika mereka didiagnosis dan dirawat karena COVID-19 dalam waktu 30 hari setelah kedatangan mereka di Taiwan, kata Tsai.

Dia menambahkan bahwa perusahaan asuransi akan membayar uang tersebut langsung ke rumah sakit, hingga maksimum 500.000 dolar Taiwan.

Selain Fubon Insurance, lima perusahaan lain telah mengajukan rencana serupa kepada FSC untuk mendapatkan persetujuan, kata Tsai.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan