Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Varian baru Omicron dari virus corona tampaknya menyebabkan gejala seperti pilek yang “lebih ringan”, tetapi tingkat infeksi cepat yang dilaporkan “bahkan pada yang divaksinasi” masih dapat memiliki konsekuensi yang “menghancurkan”, ujar Tim Spector, ilmuwan utama di Zoe COVID Study.

Dia memperingatkan agar tidak berpuas diri, dengan mengatakan, “ini bukan alasan untuk santai tentang Omicron”.

Ilmuwan, yang merupakan profesor epidemiologi genetik di King’s College London Inggris dan salah satu pendiri aplikasi Zoe yang melacak penyebaran COVID itu, mengatakan, “Bahkan dengan Omicron tampaknya lebih menular daripada Delta, tanda-tanda awal, termasuk laporan baru dari pengguna Zoe, menunjukkan bahwa virus ini menginfeksi orang yang divaksinasi, tetapi menyebabkan gejala seperti pilek yang lebih ringan.

“Namun, ini bukan alasan untuk santai tentang Omicron. COVID tidak dapat diprediksi dan, bahkan jika sebagian besar hanya merasa seperti masuk angin, ada risiko jangka panjang yang jauh lebih besar daripada pilek,” jelas Spector.

“Jika jumlahnya meroket, tidak masalah jika persentase orang yang dirawat di rumah sakit atau sekarat tetap rendah, ini tentang volume, bukan persentase.”

“Tingkat penularan yang lebih tinggi bahkan pada yang divaksinasi dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan, dan ratusan orang terus meninggal setiap pekan saat kita memasuki Natal kedua dari pandemi ini,” tuturnya.

Studi Zoe, yang angka kejadiannya didasarkan pada laporan dari sekitar 650.000 kontributor pekanan, telah memperkenalkan fitur baru ke dalam aplikasi yang memungkinkan orang untuk berbagi pengalaman dan gejala Omicron mereka.

Menurut penelitian, saat ini rata-rata ada 83.658 kasus gejala harian baru COVID-19 di Inggris, berdasarkan data pengujian hingga lima hari yang lalu.

Ini merupakan peningkatan 4 persen dari 80.483 kasus harian baru pekan lalu.

Studi tersebut memperkirakan bahwa, pada populasi yang divaksinasi (setidaknya dua dosis), saat ini terdapat 25.411 kasus gejala harian baru.

Pemerintah Inggris memperkirakan sekitar 3 persen kasus baru COVID-19 kemungkinan adalah Omicron.

Spector menyambut baik keputusan pemerintah untuk pindah ke Rencana B untuk mengatasi penyebaran varian Omicron, tetapi menambahkan itu “terlalu sedikit terlambat” dan “sebagai akibatnya banyak yang akan menderita kesulitan pada Natal ini”.

Sumber: news.sky.com

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan