Bekasi, Jawa Barat (Indonesia Window) – Kementerian Pendidikan Tinggi Mesir telah mengumumkan bahwa mahasiswa tidak dapat memasuki universitas atau asrama universitas tanpa sertifikat yang membuktikan bahwa mereka telah menerima vaksin melawan virus corona, menurut laporan Arab News yang dikutip Selasa.
Juru bicara kementerian, Adel Abdel Ghaffar, mengatakan bahwa kementerian telah menyiapkan lebih dari 300 pusat vaksinasi bagi para mahasiswa.
“Tim teknis dan tim kampanye tersebar di berbagai universitas Mesir,” katanya, seraya menambahkan bahwa para mahasiswa bisa mendapatkan vaksin pada hari yang sama jika mereka pergi ke pusat yang menyediakan layanan vaksinasi.
“Vaksinasi tersedia di berbagai tingkat provinsi secara gratis,” kata Abdel Ghaffar.
Siswa dapat menerima vaksin di rumah sakit universitas, katanya.
Mohamed Awad Taj El-Din, penasihat presiden Mesir untuk urusan kesehatan dan pencegahan, mengatakan bahwa kemungkinan menunda studi sehubungan dengan peningkatan infeksi di negara itu akan dipertimbangkan tergantung pada keadaan.
Komite tertinggi Mesir untuk pengelolaan virus corona akan terus mengikuti perkembangan terkait virus tersebut, katanya.
Taj El-Din mengatakan bahwa Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi memperhatikan dengan seksama isu vaksinasi bagi staf pengajar, pekerja dan karyawan di universitas dan sekolah, serta mahasiswa, dan mengatakan bahwa sejumlah besar dari mereka telah menerima vaksin.
Menteri Pendidikan Mesir Tariq Shawky membenarkan bahwa pendidikan berlangsung secara tatap muka di sekolah-sekolah, dengan penerapan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona.
Laporan: Raihana Radhwa