Pengaktifan kembali kesepakatan nuklir 2015 tidak akan terbuka selamanya, “jika pihak lain, terutama Amerika Serikat (AS), tidak berhenti bersikap munafik dan Barat tidak bertindak secara rasional.”
Teheran, Iran (Xinhua) – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian pada Rabu (28/12) memperingatkan bahwa peluang untuk mencapai kesepakatan terkait pengaktifan kembali kesepakatan nuklir 2015 tidak akan terbuka selamanya, demikian dilansir kantor berita resmi IRNA.
“Peluang untuk kesepakatan nuklir terbuka hari ini, tetapi… jika pihak lain, terutama Amerika Serikat (AS), tidak berhenti bersikap munafik dan Barat tidak bertindak secara rasional,” kata Amir-Abdollahian kepada IRNA di Muscat, ibu kota Oman, usai pertemuan dengan Sultan Oman Haitham bin Tarik dan pejabat senior lainnya.
Teheran akan menggunakan alternatif lain jika pihak Barat terus bersikap munafik dan melakukan intervensi, tambah menteri luar negeri Iran itu.
Mengomentari pertemuannya dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell di sela-sela konferensi regional pekan lalu di Amman, ibu kota Yordania, Amir-Abdollahian mengatakan bahwa UE, selaku koordinator dialog nuklir, sedang melanjutkan upayanya.
Pada pertemuannya dengan Sultan Oman pada hari sebelumnya, Amir-Abdollahian mengatakan bahwa Iran menyambut setiap inisiatif oleh Oman untuk membantu mencapai “kesepakatan nuklir yang baik, kuat, dan bertahan lama.”
Dalam sebuah video yang muncul pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan kesepakatan nuklir dengan Iran sudah “mati”, tetapi dia tidak akan mengumumkannya secara terbuka. Gedung Putih belum membantah keaslian video tersebut.
Iran menandatangani kesepakatan nuklir, yang resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA), dengan negara-negara besar pada Juli 2015, menyetujui untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi terhadap negara tersebut. Namun, pada Mei 2018 Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan itu dan menerapkan kembali sanksi sepihaknya terhadap Iran, sehingga Iran mengurangi beberapa komitmen nuklirnya berdasarkan kesepakatan itu.
Sejauh ini beberapa putaran pembicaraan telah digelar antara Iran dan pihak JCPOA yang tersisa untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut, namun belum berhasil mencapai hasil nyata.
Laporan: Redaksi