Jakarta (Indonesia Window) – Infeksi virus corona dengan tingkat yang serius ditemukan sepuluh kali lebih sering pada pasien diabetes, kata Wakil Perdana Menteri Rusia Tatyana Golikova Jumat (23/10), menurut Kantor Berita TASS.
“Secara umum, di antara pasien diabetes, infeksi virus corona ditemukan 10,3 kali lebih sering. Pasien diabetes diamati memiliki perjalanan penyakit yang lebih serius, perkembangan yang lebih umum dari sindrom gangguan pernapasan akut, insufisiensi pernapasan, kebutuhan dalam ventilasi paru buatan, dan, sayangnya, mortalitas yang lebih tinggi,” jelasnya.
“Sebagai penyakit yang menyertai, diabetes ditemui pada 27 persen kasus virus corona yang dikonfirmasi dan paling sering terjadi pada kelompok pasien dengan kasus serius, dengan komplikasi hiperglikemia (tingginya rasio gula dalam plasma darah) pada 90 persen kasus,” kata Golikova.
Dia menambahkan bahwa pasien diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia.
Karenanya, selama periode penyebaran infeksi virus corona, sangat penting bagi pasien diabetes untuk mematuhi aturan umum pencegahan.
“Dengan gejala flu pertama, pemantauan kadar glukosa darah lebih sering diperlukan serta koreksi tepat waktu dari terapi pengurangan gula dengan penggunaan insulin,” ujar Golikova.
Laporan: Redaksi