Banner

Beton Blok 3B lindungi pantai dari abrasi

Blok Beton 3B merupakan blok beton dengan sistem modular interlocking pabrikasi yang mudah dipasang di lapangan sehingga menyingkat waktu kerja. (Kementerian PUPR)

Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia mencapai 99.093 kilometer.

Di balik kekayaan geografi tersebut, penduduk yang tinggal di daerah pesisir berikut bangunan yang dibangun di wilayah itu terancam terganggu dan rusak oleh abrasi.

Selain mengatasi abrasi dengan menanam mangrove daerah pesisir pantai, pemasangan infrastruktur pelindung pantai juga menjadi solusi dalam melindungi wilayah tersebut.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan, pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan konstruksi dengan cara biasa.

Berkaitan dengan pembangunan di daerah pesisir, Kementerian PUPR melalui Badan Penelitian dan Pengembangan menciptakan teknologi Blok Beton Berkait, Berongga dan Bertangga (3B), sebut laporan dari Jaringan Pemberitaan Pemerintah (JPP) yang dikutip di Jakarta, Selasa.

Banner

Blok Beton 3B dikembangkan oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air (Pusair) sebagai solusi mencegah longsor dan pergeseran garis pantai akibat erosi gelombang air laut.

Blok Beton 3B merupakan blok beton dengan sistem modular interlocking pabrikasi yang mudah dipasang di lapangan sehingga menyingkat waktu kerja.

Teknologi ini dapat diterapkan di pantai berpasir dengan maksimal ketinggian gelombang moderat 1.5 meter.

Blok Beton 3B berbahan beton K-222 dengan koefisien stabilitas lapis lindung sebesar 34,63 dan mampu menahan gelombang setinggi dua meter sehingga mampu melindungi pantai secara efektif dari rayapan gelombang rendah.

Sistem interlocking yang kuat dan terbuat dari bahan-bahan konstruksi yang mudah didapat juga merupakan keunggulan teknologi tersebut.

Pekerjaan

Banner

Penerapan teknologi ini diawali dengan membuat galian tanah untuk menentukan elevasi dan kedalaman yang akan dicapai.

Selanjutnya mini pile pabrikasi dipasang dengan tinggi maksimal tiga meter dan dilanjutkan dengan pemasangan batu kaki. Kemudian, pile cap dan Blok Beton 3B dipasang.

Saat ini teknologi tersebut telah diterapkan di Pantai Happy Buleleng, Bali dan Pantai Daruba, Morotai Selatan di Maluku Utara.

Erosi di Pantai Happy telah mengancam rumah penduduk dan Pura Segara sehingga Blok Beton 3B diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

Selain mengamankan pantai, teknologi ini juga berfungsi sebagai akses ke laut yang mendukung kegiatan religius penduduk setempat seperti Upacara Melasti yakni prosesi penyucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu di Bali.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan