Bekasi, Jawa Barat (Indonesia Window) – Para pemimpin dunia turun ke Kota Glasgow di Skotlandia pada Ahad guna menghadiri KTT Conference of Parties (COP) 26 Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang disebut sebagai kesempatan untuk menyelamatkan planet ini dari dampak perubahan iklim yang paling berbahaya.
Tertunda setahun karena pandemik COVID-19, COP26 bertujuan mempertahankan target pembatasan pemanasan global pada 1,5 derajat Celsius sebagai batas yang menurut para ilmuwan akan menghindari konsekuensi yang paling merusak.
Lonjakan momentum politik dan upaya diplomatik menjadi hal yang dinantikan untuk menebus tindakan yang tidak memadai dan janji kosong yang telah menjadi ciri banyak politik iklim global.
Konferensi perlu merumuskan janji yang lebih ambisius untuk mengurangi emisi lebih lanjut, mengunci miliaran pendanaan iklim, dan menyelesaikan aturan untuk menerapkan Perjanjian Paris (Paris Ageement) dengan persetujuan bulat dari hampir 200 negara yang menandatanganinya.
“Bahkan jika janji baru-baru ini jelas dan kredibel, ada pertanyaan serius tentang beberapa di antaranya. Kami masih bergerak menuju bencana iklim,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada para pemimpin negara-negara kaya Kelompok 20 (G20) pekan lalu.
Negara-negara akan berjanji untuk mengurangi emisi yang membuat suhu rata-rata planet naik 2,7 derajat Celsius abad ini. Menurut PBB kenaikan suhu ini akan menambah kerusakan yang disebabkan oleh perubahan iklim dengan mengintensifkan badai, membuat lebih banyak orang terpapar panas dan banjir yang mematikan, membunuh terumbu karang, dan merusak habitat alam.
Kembalinya Amerika Serikat ke pembicaraan iklim PBB akan menjadi keuntungan bagi konferensi tersebut, setelah absen selama empat tahun di bawah Presiden Donald Trump.
Presiden Joe Biden yang tiba di COP26 menyampaikan janji iklimnya sendiri. Di sisi lain, Kongres AS masih berdebat tentang bagaimana membiayainya dan ketidakpastian baru tentang apakah badan-badan AS bahkan dapat mengatur emisi gas rumah kaca.
Para pemimpin pertemuan G20 di Roma, Italia akhir pekan ini akan mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk membatasi pemanasan global pada 1,5 derajat Celsius, tetapi sebagian besar akan menghindari komitmen tegas, menurut rancangan pernyataan yang dilihat oleh Reuters.
Pernyataan bersama tersebut mencerminkan negosiasi yang alot, tetapi merinci beberapa tindakan nyata untuk membatasi emisi karbon.
G20, yang mencakup Brasil, China, India, Jerman, dan Amerika Serikat, menyumbang sekitar 80 persen dari emisi gas rumah kaca global.
Laporan: Raihana Radhwa