China membantu mengembangkan Desa Tanorn yang terletak di Distrik Bati di Provinsi Takeo, sekitar 60 km sebelah selatan ibu kota Kamboja, Phnom Penh, sebagai model pengentasan kemiskinan di negara Asia Tenggara itu.
Bati, Kamboja (Xinhua) – Dulunya merupakan sebuah desa yang miskin, terisolasi, dan sepi di daerah terpencil di Kamboja, Desa Tanorn kini telah menjadi desa modern dengan infrastruktur fisik dasar yang mapan di bawah proyek pengentasan kemiskinan bantuan China.
Terletak di Distrik Bati di Provinsi Takeo, sekitar 60 km sebelah selatan ibu kota Phnom Penh, Desa Tanorn memiliki luas total 72 hektare dan saat ini merupakan rumah bagi 132 rumah tangga dengan lebih dari 600 orang.
Ketua CSAF Kemreat Viseth mengatakan bahwa proyek itu merupakan proyek percontohan yang menunjukkan kemurahan hati masyarakat China dalam membantu mengentaskan kemiskinan di daerah pedesaan Kamboja.
“Kontribusi dari pemerintah dan rakyat China untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan Kamboja sangat besar,” katanya kepada Xinhua setelah upacara peresmian Gedung Serbaguna Persahabatan Kamboja-China di desa tersebut pada Ahad (12/5).
“Proyek ini telah berkontribusi dalam meningkatkan mata pencaharian penduduk desa secara signifikan,” katanya.
Viseth mengatakan bahwa di bawah proyek ini, jalan beton, sistem air bersih, tenaga surya, sistem drainase untuk pencegahan banjir, dan fasilitas umum yang penting telah dikembangkan.
“Secara keseluruhan, proyek ini mendapat dukungan penuh dari warga setempat karena telah mengubah lanskap infrastruktur di desa itu, dan warga merasa sangat nyaman untuk keluar masuk desa,” katanya.
Kepala Desa Tanorn Pang Samedy mengatakan bahwa desa itu sebelumnya tidak memiliki jalan beraspal, air bersih yang cukup, listrik, dan sekolah, tetapi kini sudah memiliki semuanya.
“Jadi, proyek ini sangat bermanfaat bagi penduduk setempat,” katanya kepada Xinhua.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan pemerintah China yang telah membantu mengembangkan Desa Tanorn, dan saat ini masyarakat desa telah merasakan manfaat dari bantuan pembangunan ini,” ujar Samedy.
Por Sokhim, seorang warga desa berusia 49 tahun, mengatakan bahwa proyek ini telah mengubah desa yang miskin menjadi desa yang modern dengan infrastruktur fisik dasar yang memadai, seperti jalan raya, air bersih, dan listrik tenaga surya.
“Proyek ini membawa banyak perubahan ke desa saya. Saat ini, kami memiliki jalan beton, kanal, dan tenaga surya yang menerangi desa dengan indah di malam hari,” ujarnya.
Sokhim mengatakan bahwa saat ini dia membuka toko kelontong karena suaminya memiliki bengkel sepeda motor di rumah mereka yang terletak di sepanjang jalan beton yang bagus di desa itu.
“Saya dan seluruh warga desa mendapatkan banyak manfaat dari proyek ini,” ujarnya.
Khlok Chamroeun, seorang warga desa berusia 61 tahun, mengatakan bahwa sebelum proyek ini diluncurkan, kondisi kehidupan warga desa cukup sulit karena tidak ada jalan, sistem irigasi, dan listrik.
“Namun saat ini, proyek pengentasan kemiskinan bantuan China ini telah mengubah lanskap desa kami secara luar biasa, dengan membangun jalan, sistem air bersih, tenaga surya, kanal, dan gedung serbaguna,” katanya. “Kondisi kehidupan kami saat ini telah membaik, karena kami semua telah hidup dengan layak.”
Chamroeun menambahkan, para penduduk desa sangat senang karena China membantu mengembangkan Desa Tanorn sebagai model pengentasan kemiskinan di negara Asia Tenggara itu.
Laporan: Redaksi