China dan Amerika Serikat telah sepakat untuk mempertahankan pertukaran dan komunikasi tingkat tinggi di semua level dalam bidang ekonomi sesuai dengan konsensus yang dicapai oleh kedua kepala negara dalam pertemuan mereka di Bali.
Beijing, China (Xinhua) – China dan Amerika Serikat (AS) telah sepakat untuk mempertahankan pertukaran dan komunikasi tingkat tinggi di semua level dalam bidang ekonomi sesuai dengan konsensus yang dicapai oleh kedua kepala negara dalam pertemuan mereka di Bali, demikian diungkapkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) China pada Senin (10/7).
Kementerian itu menyampaikan pernyataan tersebut ketika mengomentari kunjungan Menteri Keuangan AS Janet Yellen ke China selama empat hari yang berakhir pada Ahad (9/7).
Dalam sejumlah pertemuan dengan Yellen, pihak China menyatakan harapan bahwa AS akan bersikap rasional dan pragmatis dalam mengembalikan hubungan bilateral ke jalur yang benar sesegera mungkin, kata kementerian itu.
Kementerian tersebut memaparkan sikap China terkait isu-isu ekonomi bilateral dan tantangan global bersama, termasuk sifat hubungan ekonomi China-AS yang saling menguntungkan, kekhawatiran tentang sanksi ekonomi dan tekanan AS terhadap China, posisi China dalam persaingan ekonomi yang sehat, serta kesediaan China untuk bekerja sama dengan AS dalam mengatasi tantangan global.
Untuk mencapai hubungan ekonomi yang baik antara AS dan China, China yakin bahwa penting untuk sepenuhnya menghormati kepentingan dan hak pembangunan yang sah dari semua pihak serta melakukan persaingan yang sehat sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi pasar dan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Perbedaan seharusnya tidak menyebabkan kerenggangan. Sebaliknya, perbedaan seharusnya menjadi motivasi untuk meningkatkan komunikasi dan pertukaran,” kata kementerian tersebut.
China dan AS harus mengupayakan konsensus terkait isu-isu ekonomi bilateral yang penting melalui komunikasi yang jujur guna menyuntikkan stabilitas dan energi positif ke dalam hubungan ekonomi bilateral, sebut kementerian itu.
Hubungan ekonomi antara kedua negara bersifat saling menguntungkan, tambah kementerian tersebut. China yakin bahwa perkembangannya merupakan sebuah peluang alih-alih tantangan bagi AS, dan lebih bersifat menguntungkan daripada merugikan. Memperkuat kerja sama antara kedua belah pihak merupakan kebutuhan praktis dan pilihan yang tepat bagi kedua negara, menurut kementerian itu.
Pihak AS mengatakan bahwa mereka tidak ingin “memisahkan diri” dari China, dan bahwa pemisahan antara dua perekonomian terbesar di dunia itu akan menjadi bencana bagi kedua negara serta menimbulkan ketidakstabilan bagi dunia. Pihak AS tidak berniat memaksa negara lain untuk memihak dan memecah belah perekonomian dunia.
China menegaskan kembali kekhawatirannya, mendesak pihak AS untuk mencabut tarif tambahan terhadap produk-produk China, menghentikan tekanan terhadap perusahaan-perusahaan China, memperlakukan investasi dua arah secara adil, melonggarkan pengendalian ekspor AS terhadap China, serta mencabut larangan impor terhadap semua produk yang berkaitan dengan Xinjiang.
China menyatakan harapannya agar pihak AS mengambil tindakan nyata untuk merespons kekhawatiran utamanya terkait hubungan ekonomi bilateral.
Dalam menghadapi tantangan global yang semakin serius terkait stabilitas keuangan dan makroekonomi, perubahan iklim, dan masalah utang, China berharap negara-negara maju, termasuk AS, dapat memikul tanggung jawab mereka, memahami dan mengakomodasi kekhawatiran negara-negara berkembang, serta melakukan lebih banyak hal untuk mendorong pembangunan global bersama.
Laporan: Redaksi