Banner

Toko-toko roti Belanda di ambang kebangkrutan akibat kenaikan harga energi

Seorang koki bekerja di sebuah toko roti di Haarlem, Belanda, pada 7 September 2022. (Xinhua/Sylvia Lederer)

Kenaikan harga energi di Belanda mencapai 151 persen, mengangkat inflasi di negara Eropa barat tersebut ke rekor tertinggi baru sebesar 12 persen pada Agustus dari 10,3 persen pada Juli, menurut Statistics Netherlands (CBS) pada Selasa (6/9).

 

Den Haag, Belanda (Xinhua) – Kenaikan harga energi memerosokkan banyak toko roti di seluruh wilayah Belanda ke jurang kebangkrutan, menurut Asosiasi Produsen Roti dan Pastri Belanda (NBOV).

Jika pemerintah tidak segera turun tangan, banyak toko roti akan terpaksa menutup gerainya pada awal tahun depan karena tagihan energi mereka sudah naik 10 kali lipat dibandingkan dua tahun lalu.

“Sekitar 40 persen hingga 60 persen dari semua pembuat roti tidak akan mampu lagi membayar tagihan energi mereka pada 1 Januari,” kata Ketua NBOV Arend Kisteman kepada media lokal. “Terdapat sekitar 3.200 pembuat roti di negara ini. Itu berarti lebih dari 1.500 pembuat roti akan lenyap.”

Saat ditanya apakah toko rotinya akan mampu bertahan, Kisteman, seorang pembuat roti di Kota Zwolle, Belanda timur laut, menjawab, “Tidak, ini juga akan menjadi akhir cerita bagi saya.”

Kenaikan harga energi di Belanda
Foto yang diabadikan pada 7 September 2022 ini menunjukkan sebuah toko roti di Haarlem, Belanda. (Xinhua/Sylvia Lederer)

Seperti banyak rumah tangga di Belanda, perusahaan roti dalam jumlah yang kian meningkat harus menyaksikan kontrak energi mereka yang bersifat tetap dan lebih murah diubah menjadi kontrak variabel yang mahal. “Kontrak energi semacam itu kini delapan hingga 10 kali lebih mahal dari tahun lalu,” ujar Kisteman.

Untuk memangkas biaya, semakin banyak toko roti membuka gerainya selama hanya empat atau lima hari dalam sepekan ketimbang enam hari seperti biasanya, tuturnya.

Inflasi di negara tersebut naik ke rekor tertinggi baru sebesar 12 persen pada Agustus dari 10,3 persen pada Juli, menurut Statistics Netherlands (CBS) pada Selasa (6/9). Harga energi, yang melonjak 151 persen, masih menjadi faktor utama di balik pertumbuhan ini, namun kenaikan biaya bahan makanan dan perumahan juga muncul sebagai kontributor utama.

Kenaikan harga energi di Belanda
Seorang pelanggan berbelanja di sebuah toko roti di Haarlem, Belanda, pada 7 September 2022. (Xinhua/Sylvia Lederer)

Asosiasi Toko Roti Belanda (NVB) juga menyuarakan kekhawatiran. NVB memperkirakan munculnya masalah-masalah produksi dalam beberapa bulan mendatang di beberapa dari sekitar 40 produsen roti skala menengah dan industrinya, yang sebagian besar memasok ke toko-toko swalayan di negara tersebut.

Direktur NVB Wim Kannegieter mengatakan bahwa dalam beberapa bulan ke depan, sebagian produsen roti industri harus menghentikan kegiatan produksinya.

“Itu sudah terjadi pada beberapa produsen roti. Para produsen roti industri membuat roti untuk toko-toko swalayan, yang mewakili 90 persen dari total roti di pasar. Mereka tidak akan bertahan selama berbulan-bulan,” ungkap Kannegieter.

NBOV telah memulai kampanye dengan sejumlah iklan di surat kabar nasional Algemeen Dagblad untuk menuntut kebijakan dari pemerintah. “Biaya energi harus diturunkan,” sebut salah satu iklan. “Para pembuat roti tidak bisa menanggung biaya ini. Kami meminta Den Haag untuk memberikan solusi.”

NBOV mengusulkan penetapan batas harga tertinggi untuk energi atau penurunan pajak listrik dan gas sebagai solusi yang memungkinkan.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan