Banner

Kisah – Perusahaan China geluti pembangunan infrastruktur Indonesia selama 18 tahun

Foto dokumentasi ini menunjukkan Proyek BCD PetroChina di Jambi, Indonesia. (Xinhua)

China Communications Construction Company (CCCC) Fourth Harbour Engineering Co., Ltd., sebuah anak usaha CCCC, yang tergabung dalam daftar Forbes 500, memasuki pasar Indonesia pada 2004, dan telah berpartisipasi dalam 15 proyek pembangunan infrastruktur di Tanah Air.

 

Guangzhou, China (Xinhua) – Pada 2004, China Communications Construction Company (CCCC) Fourth Harbour Engineering Co., Ltd., sebuah anak usaha CCCC, yang tergabung dalam daftar Forbes 500, memasuki pasar Indonesia.

Selama 18 tahun ini, perusahaan ini telah berpartisipasi dalam 15 proyek pembangunan infrastruktur lokal, di antaranya terdapat layanan EPC untuk Dermaga Tahap I di Marunda Center, proyek pelabuhan pemuatan batu bara pembangkit listrik CFSPP 1x670MW di Banten, Proyek dermaga dari Proyek pengolahan Alumina PT Well Harvest Winning, dan Jasa Layanan EPC Untuk Proyek Marunda Center terminal Fase 1B. Meskipun jarang terjangkau oleh masyarakat biasa, proyek-proyek ini benar membantu Indonesia secara efektif meningkatkan infrastruktur transportasi, mendorong perkembangan ekonomi sosial serta lapangan kerja lokal, dan juga membawa teknologi dan standar pembangunan canggih ke Indonesia.

Hadapi kesulitan dan berani menantang

CCCC Fourth Harbor Engineering Co., Ltd. memiliki kualifikasi kelas teratas untuk kontrak umum konstruksi pelabuhan dan saluran air, dan juga terlibat dalam pembangunan infrastruktur skala besar seperti pelabuhan, jalan raya, terowongan, dan fasilitas kota di dalam dan luar negeri.

Pada Juli 2004, CCCC Fourth Harbor Engineering Co., Ltd. melibatkan diri dalam Petro China Betara Complex Development Project yang berlokasi di Kota Jambi di bagian tenggara pulau Sumatra. Ini juga merupakan tandanya CCCC Fourth Harbor Engineering Co., Ltd masuk ke pasar pembangunan infrastruktur Indonesia.

Banner

Kondisi laut yang keras dan kurangnya sumber daya konstruksi membawa tantangan besar bagi proyek pertama mereka di Indonesia.

Luo Chihui, yang saat itu kapten ‘KBAL 5005’ dari CCCC Fourth Harbour Engineering Co., Ltd. mengenang adegan konstruksi pada tahun-tahun itu dan sangat terkesan.

“Tim konstruksi ditempatkan di kapal hidup yang tidak bisa melihat daratan sekitar. Ada beberapa kali, ketika terbangun pada pagi hari, kami menemukan bahwa kapal sudah terapung jauh karena arus bawah memutuskan kabel yang menahan posisi kapal,” katanya.

Semua anggota tim konstruksi perlu memakai jaket pelampung saat tidur, untuk menghindari situasi darurat, tambah Luo.

Konstruksi proyek di wilayah laut yang jauh dari darat menghadapi kesulitan seperti kurangnya sumber daya konstruksi dan transportasinya yang tidak nyaman. Misalnya, dari Jakarta ke proyek di Jambi, Anda perlu menggunakan tiga alat transportasi “laut, darat, dan udara”. Pertama-tama naik pesawat ke Jambi, disambung naik mobil selama 2 jam ke pantai, dan terakhir naik speedboat selama 2 jam.

Sebuah tongkang yang berkapasitas 2.000 ton dan 8 kontainer merupakan seluruh wilayah kantor dan ruang penginapan untuk departemen proyek.

Banner

Tim konstruksi dari perusahaan ini, di Samudra Hindia yang luas, mengerahkan semangat konstruksi kerja keras, memperkenalkan insinyur profesional, dan mengoptimalkan proses konstruksi. Hanya makan waktu tujuh bulan untuk menyelesaikan tugas konstruksi secara efisien tinggi dan berkualitas bagus.

Patuhi UU untuk kepercayaan

PLTN 1 (3x330MW) Indramayu merupakan proyek penting bagi Indonesia untuk meningkatkan infrastruktur ketenagalistrikan. Pada 2007, CCCC Fourth Harbour Engineering Co., Ltd. berpartisipasi dalam konstruksi proyek hidrolik. Dengan menghormati sepenuhnya kondisi nasional Indonesia, mematuhi undang-undang dan peraturan setempat, tim manajemen proyek membangun mekanisme komunikasi yang baik dengan pihak lokal, memenangkan kepercayaan dari masyarakat.

“Pada saat proyek mulai, kami segera mengunjungi biro imigrasi, kantor polisi dan unit pemerintah setempat lainnya, dan terus menjalin hubungan dengan kepala daerah, kepala desa, dan tokoh agama bergengsi,” kata Fang Zhaojia yang saat itu adalah manajer proyek Indramayu dari CCCC Fourth Harbour Engineering Co., Ltd.

Tim manajemen proyek melakukan program pelatihan keterampilan untuk pekerja lokal, dan menciptakan lingkungan kerja yang baik melalui serangkaian tindakan bijaksana, seperti mendirikan mushola dan menyediakan kopi saat istirahat. Selama dua tahun pembangunan proyek, tidak ada satu pun konflik yang terjadi,” kata Fang Zhaojia.

Selanjutnya, CCCC Fourth Harbour Engineering Co., Ltd. berturut-turut membangun dermaga PLTN 3 (2x350MW) Awar-Awar, layanan EPC untuk tahap 1 and 1B terminal pelabuhan di Marunda Center, dan Proyek dermaga tahap 1 dan 2 dari Proyek pengolahan Alumina PT Well Harvest Winning, yang semuanya disambut baik oleh mitra dan masyarakat lokal.

China Communications Construction Company
Foto dokumentasi menunjukkan pemandangan pelabuhan di Proyek PLTU Indramayu. (Xinhua)

Kerja sama China Communications Construction Company yang saling menguntungkan

Ketika berpartisipasi dalam proses konstruksi proyek di Indonesia, China Communications Construction Company (CCCC) Fourth Harbour Engineering Co., Ltd. sangat memperhatikan pelatihan keterampilan staf lokal, memberikan peluang pengembangan dan promosi bagi tim manajer lokal yang luar biasa.

Banner

Pada November 2012, proyek layanan EPC untuk dermaga Tahap I di Marunda Center dimulai. Tim konstruksi CCCC Fourth Harbor Engineering Co., Ltd. menyoroti strategi ketenagakerjaan lokal, dan mempekerjakan sejumlah besar orang Indonesia lokal sebagai insinyur produksi, insinyur keselamatan, dan surveyor di departemen teknik. Di antaranya, berbagai peluang promosi disediakan untuk manajer lokal dengan prestasi yang luar biasa, dan sekelompok talenta terampil telah dilatih untuk pembangunan Tanah Air selanjutnya.

China Communications Construction Company
Foto dokumentasi ini menunjukkan proyek dermaga di Kawasan Industri Marunda, Indonesia.

Chen Shuiquan, wakil manajer proyek pada saat itu, mengatakan, “Kami mengajak staf lokal berpartisipasi dalam manajemen proyek, dan demonstrasi langsung cara kerja kami kepada mereka. Pada saat yang sama, kami memperkenalkan indikator kuantitatif untuk meningkatkan standar penilaian dan remunerasi.”

Insinyur Ahmed Rizal bekerja di tim ini selama satu tahun enam bulan, bertanggung jawab atas pengelolaan sektor prefabrikasi. Saat mengevaluasi kerja sama dengan tim proyek China, dia mengatakan, “Sangat bagus untuk saya.”

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan