Banner

Sri Mulyani: 60 persen PDB Indonesia bergantung pada perempuan

Sejumlah produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dipamerkan di sebuah kedai dan fasilitas pertemuan di Kota Bogor, Jawa Barat. (Indonesia Window)

Jakarta (Indonesia Window) – Sebanyak 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bergantung pada perempuan karena mereka memainkan peran yang sangat penting dalam pengembangan usaha kecil dan menengah, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

“Kita melihat perempuan di Indonesia memainkan peran yang sangat penting, terutama dalam usaha kecil dan menengah. Ini berarti 60 persen dari PDB akan bergantung pada perempuan,” katanya dalam di sela-sela acara the 66th Session of the Commission on the Status of Women (CSW66) di Jakarta, Kamis.

Sri Mulyani menuturkan dari 60 juta usaha kecil dan menengah di Indonesia sekitar 50 persen di antaranya dimiliki oleh perempuan di tingkat mikro.

Secara rinci, 56 persen usaha kecil dan 34 persen usaha menengah dimiliki oleh perempuan, artinya semakin kecil ukuran perusahaan atau kegiatan ekonomi maka semakin besar kepemilikannya oleh perempuan.

Di Indonesia, usaha kecil dan menengah menyediakan 67 persen dari lapangan kerja. Ini berarti, perempuan berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja.

Banner

Pemerintah memiliki program nasional inklusi keuangan dengan target 90 persen perempuan akan tercakup di dalamya pada 2024, mengingat akses keuangan bagi perempuan masih kecil.

Perempuan masih memiliki akses yang terbatas ke lembaga keuangan karena dari total kredit perbankan baru 18 persen kredit yang disalurkan untuk usaha kecil dan menengah.

Pemerintah telah menugaskan perbankan agar menyalurkan kreditnya untuk usaha kecil dan menengah minimal di level 30 persen.

“Hal ini masih menjadi tantangan bagi sebagian bank karena belum terbiasa melayani kredit dalam jumlah kecil terutama yang dimiliki oleh perempuan,” kata Sri Mulyani.

Upaya untuk mencapai inklusi keuangan bagi 90 persen perempuan Indonesia juga dilakukan melalui berbagai program baik dalam bentuk edukasi dan literasi keuangan maupun menciptakan akses melalui teknologi digital.

Dia menjelaskan sejauh ini upaya untuk meningkatkan inklusi keuangan bagi perempuan telah dilakukan dengan berbagai format, seperti melalui 10 juta Program Keluarga Harapan (PKH).

Banner

“Itu setidaknya menciptakan inklusi keuangan dengan mengizinkan perempuan membuka rekening agar mereka dapat menerima (uang) transfer dari pemerintah,” ujar Sri Mulyani.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan