Banner

Ilmuwan China kembangkan terobosan baru untuk lawan kanker pada tanaman

Foto yang diabadikan pada September 2023 ini menunjukkan Gao Wenyuan (kedua dari kanan), seorang profesor di School of Pharmaceutical Science and Technology, Universitas Tianjin, yang sedang memimpin timnya untuk melakukan penelitian di sebuah laboratorium di Kota Tianjin, China utara. (Xinhua)

Bio-fungisida baru yang dikembangkan oleh tim ilmuwan China memberikan efek antijamur dengan menghambat gen pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum, menstimulasi produksi senyawa antijamur pada Astragalus membranaceus, dan mengaktifkan gen resistensinya.

 

Tianjin, China (Xinhua) – Tim peneliti China telah mengembangkan sebuah bio-fungisida baru untuk memerangi penyakit busuk akar dalam budi daya Astragalus membranaceus, yang pada umumnya dikenal sebagai Huangqi atau akar Astragalus, papar sebuah artikel yang dirilis dalam Chemical Engineering Journal.

Bio-fungisida tersebut dapat menekan penyakit busuk akar dan meningkatkan metabolisme pertumbuhan Astragalus membranaceus, kata Gao Wenyuan, seorang profesor di School of Pharmaceutical Science and Technology, Universitas Tianjin, yang memimpin tim penelitian itu.

Penyakit busuk akar merupakan sejenis kanker tanaman dan penyakit yang umum ditemui di daerah perkebunan tanaman obat China. Penyakit tanaman ini disebabkan oleh sekumpulan jamur patogenik. Penyakit tersebut menjadi ancaman yang signifikan bagi budi daya Astragalus membranaceus.

Studi mekanistik menunjukkan bahwa bio-fungisida baru ini memberikan efek antijamur dengan menghambat gen pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum, menstimulasi produksi senyawa antijamur pada Astragalus membranaceus, dan mengaktifkan gen resistensinya.

Banner

“Bio-fungisida tersebut sama efektifnya dengan pestisida yang ada saat ini, tetapi biayanya lebih rendah dan lebih ramah lingkungan,” ujar Gao, seraya menambahkan bahwa bio-fungisida tersebut memiliki potensi besar sebagai alternatif pestisida konvensional dan memiliki penerapan yang sangat besar dalam perlindungan tanaman.

Para peneliti berencana untuk mengoptimalkan lebih lanjut biayanya dan meningkatkan penggunaannya yang lebih luas di masa mendatang.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan