Bentrokan bersenjata terjadi di kamp Ain Al-Helweh antara anggota Gerakan Fatah dan kelompok militan Islam sejak Ahad (30/7) pagi waktu setempat, menyebabkan sedikitnya 11 orang tewas dan 40 lainnya terluka.
Beirut, Lebanon (Xinhua) – Perdana Menteri (PM) sementara Lebanon Najib Mikati pada Kamis (3/8) mendesak para pemimpin Palestina untuk menghentikan bentrokan bersenjata di kamp pengungsi Palestina Ain Al-Helweh di Lebanon selatan.
Mikati melontarkan pernyataan tersebut via telepon kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk membahas bentrokan bersenjata yang terjadi baru-baru ini antara faksi-faksi Palestina di kamp pengungsi di Sidon tersebut, demikian dilaporkan oleh Kantor Berita Nasional, seraya menambahkan bahwa Mikati juga memanggil Azzam Al-Ahmad, anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organization), serta Duta Besar Palestina untuk Lebanon Ashraf Dabbour untuk tujuan yang sama.
Mikati mengatakan bentrokan tersebut merupakan pelanggaran yang mencolok terhadap kedaulatan Lebanon. Mikati pun menambahkan bahwa tentara dan pasukan keamanan Lebanon akan “memainkan peran mereka guna memastikan keamanan dan menghentikan bentrokan.”
Pada Kamis, Fathi Abu Al-Ardat selaku sekretaris Gerakan Fatah di Lebanon, mengatakan bahwa Fatah sedang berupaya keras untuk memberlakukan gencatan senjata setelah lima hari bentrokan sengit di kamp pengungsi tersebut.
“Kami menghadapi ujian gencatan senjata, dan kami sedang berupaya keras untuk itu,” kata situs berita Elnashra mengutip penyataan Al-Ardat.
Sejumlah bentrokan bersenjata terjadi di kamp Ain Al-Helweh antara anggota Gerakan Fatah dan kelompok militan Islam sejak Ahad (30/7) pagi waktu setempat, menyebabkan sedikitnya 11 orang tewas dan 40 lainnya terluka.
Bentrokan tersebut memuncak pada Rabu (2/8) malam waktu setempat, dan pada Kamis situasi mulai mereda.
Bentrokan antar kelompok-kelompok yang berseteru kerap terjadi di kamp Ain Al-Helweh, kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon.
Laporan: Redaksi