Bencana kegagalan teknologi global ganggu perjalanan udara AS selama empat hari beruntun

Para penumpang menunggu di Bandar Udara Internasional Chicago di Chicago, Amerika Serikat, pada 19 Juli 2024. (Xinhua/Yan Liang)

Bencana kegagalan teknologi global masih mengganggu perjalanan udara Amerika Serikat (AS) pada Senin (22/7), dengan ratusan penerbangan dibatalkan dan ribuan penumpang terdampar di bandara-bandara di seluruh negara itu, empat hari setelah insiden tersebut menyebabkan pembatalan dan penundaan penerbangan secara luas.

 

Los Angeles, AS (Xinhua/Indonesia Window) – Bencana kegagalan teknologi global masih mengganggu perjalanan udara Amerika Serikat (AS) pada Senin (22/7), dengan ratusan penerbangan dibatalkan dan ribuan penumpang terdampar di bandara-bandara di seluruh negara itu, empat hari setelah insiden tersebut menyebabkan pembatalan dan penundaan penerbangan secara luas.

Menurut data dari situs pelacakan penerbangan FlightAware, 1.759 penerbangan di dalam, ke dalam, atau ke luar wilayah AS dibatalkan, dan lebih dari 10.000 penerbangan ditunda pada Senin.

Maskapai Delta Air Lines terdampak parah oleh peristiwa ini, dengan 1.152 penerbangan dibatalkan dan 1.725 penerbangan ditunda pada Senin. Delta telah membatalkan lebih dari 5.000 penerbangan sejak gangguan teknologi dimulai pada Jumat (19/7) pagi.

CEO maskapai tersebut, Ed Bastian, telah meminta maaf atas gangguan yang terjadi dan mengumumkan bahwa Delta menawarkan penggantian biaya (reimbursement) kepada para pelanggan yang terdampak.

Bastian memperkirakan gangguan penerbangan tersebut akan berlangsung selama “beberapa hari lagi” seiring maskapai ini “bekerja sepanjang waktu” demi memulihkan operasi normal.

Maskapai-maskapai penerbangan besar lainnya, seperti United Airlines, American Airlines, dan Southwest Airlines, secara bertahap telah pulih dari insiden awal pada Senin.

Para penumpang menunggu di Bandar Udara Internasional Mitchell Milwaukee di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, pada 19 Juli 2024. (Xinhua/Wu Xiaoling)

Bastian mengatakan bahwa dampak yang begitu besar terhadap operasional Delta itu berkaitan dengan kegagalan teknologi yang memengaruhi kemampuan maskapai untuk melacak kru dan memproses perubahan, yang memicu rentetan pembatalan dan penundaan.

Bandar Udara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta, markas utama Delta, menjadi pusat dari kekacauan yang terjadi, dengan ribuan penumpang menghadapi antrean dan waktu tunggu yang panjang. Bandara itu mencatatkan lebih dari 500 pembatalan penerbangan dan hampir 1.200 penundaan pada Senin, menurut FlightAware.

Dampak dari gangguan teknologi itu dirasakan di seluruh AS. Di Bandar Udara Internasional Harry Reid di Las Vegas, Nevada, situasinya masih menantang, dengan 53 penerbangan dibatalkan dan 559 penerbangan ditunda pada Senin, papar FlightAware.

Di Colorado, Bandar Udara Internasional Denver mencatat hampir 600 penerbangan ditunda dan 50 dibatalkan pada Senin. Situasi ini semakin diperparah oleh badai petir di wilayah tersebut, dengan penerbangan masuk mengalami penundaan selama rata-rata 40 menit.

Bandara-bandara besar lainnya di negara itu mengalami berbagai level gangguan, dengan sebagian besar menghadapi penundaan minor.

Para penumpang disarankan untuk sering memeriksa status penerbangan mereka dan bersiap menghadapi kemungkinan perubahan pada rencana perjalanan mereka.

Periode pemulihan yang panjang ini membuat para wisatawan frustrasi dan memunculkan pertanyaan mengenai ketahanan sistem teknologi informasi (TI) maskapai penerbangan.

Sejumlah pakar Industri mengatakan bahwa ketika maskapai penerbangan semakin mengandalkan sistem TI yang canggih untuk beroperasi, potensi gangguan yang meluas dari satu titik kegagalan menjadi semakin nyata, sehingga memerlukan peningkatan ketahanan dan sistem cadangan untuk mencegah gangguan skala besar serupa di masa depan.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan