Banner

Menlu Retno: Asia Tenggara harus tetap bebas dari senjata nuklir

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat memimpin pertemuan Komisi Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) pada Selasa (11/7) di Jakarta. (Kementerian Luar Negeri RI)

Asia Tenggara masih belum menjadi kawasan yang benar-benar aman selama masih terdapat negara yang memiliki senjata nuklir.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Asia Tenggara harus tetap menjadi kawasan yang bebas dari senjata nuklir, kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat memimpin pertemuan Komisi Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) pada Selasa (11/7) di Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno menyampaikan risiko penggunaan senjata nuklir saat ini berada pada level tertinggi dibanding periode sejarah lain.

“Asia Tenggara masih belum menjadi kawasan yang benar-benar aman selama masih terdapat negara yang memiliki senjata nuklir,” ungkap Retno.

Dengan adanya senjata nuklir, satu miskalkulasi akan memicu terjadinya bencana global, kata Retno, seraya menyayangkan adanya negara yang masih memegang doktrin militer berbasis senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara.

“Menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan adalah prioritas kita. Ini adalah fondasi untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai Epicentrum of Growth. Untuk itu, kita harus tetap menjaga kawasan Asia Tenggara bebas dari senjata nuklir,” ujar Retno.

Traktat SEANWFZ telah berkontribusi dalam upaya pelucutan senjata global dan rezim non-proliferasi. Namun, selama 25 tahun terakhir tidak ada negara pemilik senjata nuklir yang menandatangani Protokol Traktat SEANWFZ.

Bersama para Menlu ASEAN lainnya, Menlu RI menyerukan agar negara-negara pemilik senjata nuklir dapat segera menandatangani Protokol Traktat SEANWFZ.

Pada 2022, Komisi SEANWFZ sepakat menjajaki opsi bagi negara pemilik senjata nuklir untuk menandatangani terlebih dulu Protokol Traktat SEANWFZ, selama negara tersebut memiliki komitmen terhadap protokol ini.

“Kita harus bersatu untuk menciptakan jalan menuju kawasan bebas senjata nuklir,” ujarnya.

Dalam pernyataan nasional Indonesia, Menlu Retno mengangkat ratifikasi Protokol Traktat SEANWFZ oleh negara pemilik senjata nuklir dan pentingnya Biennial Resolution Traktat SEANWFZ.

Dalam pertemuan tersebut, para Menlu ASEAN menegaskan political will untuk mendorong aksesi Protokol Traktat SEANWFZ oleh negara pemilik senjata nuklir.

Pertemuan tersebut juga membahas implementasi review rencana aksi Protokol Traktat SEANWFZ. Selain itu, para menteri luar negeri sepakat menugaskan working group guna membahas isu tersebut lebih lanjut.

Pertemuan juga berhasil mengadopsi Concept Note on the Possible Joint Initiatives of OPANAL and ASEAN in 2023.

 Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan