Jakarta (Indonesia Window) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa penanggulangan krisis akibat pandemik COVID-19 memerlukan kerja sama erat antarnegara di seluruh dunia yang harus dirancang lebih akurat dan lebih detail.
Kepala negara menyampaikan hal tersebut dalam sambutan pada konferensi internasional bertema Tackling the COVID-19 pandemic, health, economic, diplomacy and social perspectives secara virtual dari Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa.
Menurutnya, kerja sama global harus diperkokoh karena dunia tidak bisa sepenuhnya terlepas dari COVID-19 jika masih ada satu negara saja yang belum bebas darinya.
Presiden meyakini bahwa setiap negara telah melakukan upaya terbaik dalam menanggulangi krisis ini.
Keberadaan vaksin COVID-19 telah memunculkan harapan baru bagi semua negara untuk keluar dari pandemik. Dalam hal ini, Indonesia terus mendorong kesetaraan akses vaksin bagi seluruh negara di dunia.
“Indonesia adalah salah satu co-chairs dari COVAX AMC Engagement Group. Sudah menjadi tekad Indonesia untuk mengamankan akses vaksin bagi kebutuhan nasional, sekaligus selalu berupaya untuk berkontribusi bagi negara-negara lain, bagi dunia. Oleh karena itu, pentingnya kesetaraan akses vaksin bagi semua negara terus saya bawakan sampai di tingkat PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa),” ujar Presiden RI.
Lebih lanjut, kepala negara mengingatkan, vaksinasi bukanlah upaya satu-satunya untuk keluar dari pandemik.
Vaksinasi harus terus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) secara ketat dan juga upaya 3T (testing, tracing, dan treatment).
Selain itu, Presiden Jokowi meyakini strategi pendekatan berskala mikro yang diterapkan Indonesia dapat menjadi kunci untuk menekan laju penularan COVID-19.
“Pemerintah Indonesia saat ini mengedepankan strategi penanganan berskala mikro dengan melibatkan unit komunitas yang paling bawah, yaitu RT dan RW. Dengan pola penanganan berskala mikro, saya meyakini kurva laju penambahan kasus baru akan dapat ditekan dan masyarakat juga mendapatkan pelayanan bantuan yang diperlukan,” ujarnya.
RT dan RW pun turut dilibatkan dalam penyaluran bantuan sosial bagi masyarakat yang terdampak, imbuh presiden.
Presiden meyakini bahwa 2021 adalah tahun kebangkitan bersama.
“Tahun 2021 adalah momentum untuk bangkit, tahun untuk menjawab berbagai peluang, tahun untuk bertransformasi menjadi kekuatan baru. Dunia harus terus memperkuat kerja sama untuk menyelesaikan permasalahan bersama dan bangkit bersama,” tandasnya.
Konferensi internasional tersebut diselenggarakan Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA Unpad) bekerja sama dengan Unpad, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), serta Islamic Chamber of Commerce, Industry, and Agriculture (ICCIA) atau Kamar Dagang, Industri dan Pertanian Islam yang beranggotakan 41 negara Muslim di seluruh dunia.
Laporan: Redaksi