Banner

AS luncurkan program keadilan vaksin cacar monyet

Para pejalan kaki berjalan melewati sebuah lokasi vaksinasi cacar monyet di New York, Amerika Serikat, pada 6 September 2022. (Xinhua/Michael Nagle)

Program percontohan keadilan vaksin cacar monyet di AS dimaksudkan untuk menjangkau populasi yang mungkin menghadapi hambatan dalam mengakses vaksinasi, yang dapat mencakup perbedaan bahasa, lokasi situs vaksinasi, keraguan terhadap vaksin, ketidakpercayaan terhadap pemerintah, kurangnya akses ke teknologi penjadwalan daring (online), isu-isu disabilitas, status imigrasi, dan stigma.

 

Los Angeles, AS (Xinhua) – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat (AS) telah meluncurkan Monkeypox Vaccine Equity Pilot Program guna mendukung cara-cara inovatif dan nontradisional untuk mengatasi disparitas dalam vaksinasi cacar monyet, demikian disampaikan CDC AS pada Kamis (15/9).

Mulai Kamis, departemen kesehatan lokal, negara bagian, dan teritorial, serta pemerintah suku maupun organisasi nonpemerintah lokal dapat bermitra bersama dan mulai mengajukan permohonan untuk mengakses vaksin cacar monyet melalui program tersebut.

Program percontohan baru ini dimaksudkan untuk menjangkau populasi yang mungkin menghadapi hambatan dalam mengakses vaksinasi cacar monyet, yang dapat mencakup perbedaan bahasa, lokasi situs vaksinasi, keraguan terhadap vaksin, ketidakpercayaan terhadap pemerintah, kurangnya akses ke teknologi penjadwalan daring (online), isu-isu disabilitas, status imigrasi, dan stigma, kata CDC.

“Kami memiliki tanggung jawab untuk mengatasi ketidakadilan yang diekspos oleh wabah ini, dan program ini akan membantu membuat sebuah perbedaan,” sebut Direktur CDC AS Rochelle Walensky.

Hingga 50.000 dosis vaksin cacar monyet JYNNEOS telah dialokasikan untuk Monkeypox Vaccine Equity Pilot Program, menurut CDC.

Hingga Rabu (14/9), sebanyak 22.774 kasus cacar monyet telah dikonfirmasi di AS, menurut data terbaru CDC.

Warga kulit berwarna

Belum lama ini CNN melansir sebuah laporan yang mengutip data dari CDC AS, menyebutkan bahwa warga kulit hitam dan Hispanik di di negara tersebut lebih berpotensi terjangkit cacar monyet namun lebih cenderung tidak divaksinasi.

Di antara kasus-kasus dalam wabah ini, “tidak ada yang terkena dampak lebih keras daripada warga kulit hitam atau Latino/Hispanik,” kata laporan CNN pada 4 September lalu.

Mengutip data CDC, laporan itu mengatakan hampir 38 persen kasus cacar monyet terjadi di kalangan warga kulit hitam, yang hanya mewakili 12 persen dari populasi AS, sementara warga Hispanik atau Latino yang meliputi 19 persen dari populasi nasional menyumbang 29 persen dari kasus tersebut per 27 Agustus.

Keadilan vaksin cacar monyet
Tanda pintu masuk pos vaksinasi terlihat di luar tempat vaksinasi cacar monyet di Los Angeles County, California, Amerika Serikat, pada 25 Agustus 2022. (Xinhua/Zeng Hui)

Mengambil contoh kasus di Philadelphia, 55 persen kasus cacar monyet terjadi pada orang kulit hitam, tetapi hanya 24 persen suntikan vaksin yang diberikan kepada warga kulit hitam, menurut situs web kota itu.

Di Atlanta, hingga pertengahan Agustus, 71 persen pasien cacar monyet diidentifikasi sebagai warga kulit hitam, namun hanya 46 persen vaksin yang diberikan kepada warga kulit hitam.

Chyke Doubeni, chief health equity officer di Ohio State University, berkomentar bahwa cacar monyet “bukanlah penyakit pertama yang menampakkan ketidaksetaraan seperti itu” di kalangan ras yang berbeda-beda di AS.

CDC mengatakan bahwa rasisme, stigma, homofobia, kemiskinan, dan akses terbatas ke perawatan kesehatan terus mendorong disparitas semacam ini.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan