Jakarta (Indonesia Window) – Arab Saudi menawarkan potensi investasi di bidang pertambangan yang diklaim terbesar di dunia.
“Arab Saudi sangat terbuka untuk bisnis, dan kami telah mengambil banyak langkah transformasi untuk membuat investasi di pertambangan lebih menarik daripada sebelumnya,” Wakil Menteri Urusan Pertambangan untuk Kementerian Perindustrian dan Sumber Daya Mineral Saudi, Khalid Al-Mudaifer, selama wawancara pekan ini dengan Mines and Money Online Connect.
Dia menyoroti tiga daya tarik utama pertambangan Arab Saudi bagi investor, yakni geologi, ekosistem pertambangan, dan keberlanjutan.
“Dikombinasikan dengan jejak geologi yang kaya dan beragam, sektor pertambangan yang berubah dan fokus yang tajam pada keberlanjutan, kami dapat meyakinkan bahwa Arab Saudi adalah negara pertambangan yang sedang berkembang,” imbuhya.
Perisai Arab (Arabian Shield) diperkirakan mengandung nilai mineral potensial senilai 1,3 triliun dolar AS, untuk berbagai komoditas, termasuk emas, tembaga, fosfat, bijih besi, dan mineral tanah jarang.
Banyak di antaranya sangat penting untuk teknologi yang akan mendorong masa depan yang berkelanjutan, dan yang memiliki permintaan tinggi.
Basis Data Geologi Nasional yang baru-baru ini diluncurkan, menyediakan akses online ke catatan nasional tentang informasi geologi, geofisika, dan geokimia selama 80 tahun, termasuk ribuan laporan terperinci tentang target dan prospek pertambangan.
Selain itu, Arab Saudi baru-baru ini mengumumkan Program Survei Geologi Regional yang sekarang sedang berlangsung. Program ini mencakup survei geofisika dan geokimia guna memetakan secara terperinci lebih dari 700.000 kilometer persegi Perisai Arab.
Untuk memenuhi tujuan Perjanjian Paris tentang iklim, pasokan global tembaga dan mineral tanah jarang perlu meningkat 40 persen, sementara kebutuhan nikel dan kobalt akan naik 60 persen menjadi 70 persen, dan kebutuhan litium akan meningkat 90 persen. Semua elemen penting ini ditemukan dalam geologi Arab Saudi yang kaya.
Laporan: Redaksi