Nganjuk, Jawa Timur (Indonesia Window) – Aplikasi I’tamarna yang baru-baru ini dikembangkan oleh Pemerintah Arab Saudi akan meningkatkan layanan umroh bagi jamaah, menurut laporan Arab News.
I’tamarna bertujuan memudahkan proses perjalanan para jamaah ke Makkah yang meliputi akomodasi, transportasi dan rekreasi tanpa meninggalkan standar kesehatan di tengah pandemik COVID-19.
Peluncuran aplikasi tersebut meminimalkan peran agen eksternal yang biasanya mengontrol segala sesuatu yang berhubungan dengan umroh namun hanya berposisi sebagai agen bukan penyedia fasilitas sesungguhnya.
Menurut Dr. Amr Al-Maddah, Kepala Perencanaan dan Strategi di Kementerian Haji dan Umroh, langkah-langkah baru telah diambil untuk memosisikan agen eksternal hanya menjadi pemasar bagi perusahaan penyedia fasilitas umroh.
“Hal ini memungkinkan jamaah asing untuk berhubungan langsung dengan perusahaan umroh melalui telepon, aplikasi dan sarana tambahan selain agen eksternal. Ini akan membebaskan perusahaan umroh dan meningkatkan kinerja mereka, memungkinkan mereka memasarkan layanan mereka di dalam dan di luar kerajaan,” kata Al-Maddah.
Aplikasi diluncurkan untuk membantu perencanaan tindakan pencegahan kepadatan berlebihan di situs-situs suci guna membatasi penyebaran virus di antara jamaah.
Umat Islam di seluruh dunia dapat mengunduh I’tamarna pada 28 September 2020.
Kapasitas operasional dihitung melalui aplikasi Tawakkalna Kementerian Kesehatan, sedangkan jamaah menggunakan I’tamarna untuk memesan layanan umroh yang sesuai waktu keberangkatan yang diinginkan.
Sebelumnya, Arab Saudi telah menyatakan akan mengizinkan jamaah untuk melakukan umroh secara bertahap tanpa mengabaikan tindakan pencegahan yang diperlukan.
Keputusan tersebut diambil setelah mengkaji perkembangan pandemik dan menanggapi keinginan umat Islam di seluruh dunia untuk menunaikan ritual tersebut.
Penormalan kembali aktivitas umroh dan haji di Arab Saudi dilakukan bertahap.
Tahap pertama, Pemerintah Kerajaan mengizinkan warga negara dan ekspatriat dari dalam kerajaan untuk melakukan umroh dengan kapasitas 30 persen mulai 4 Oktober, atau setara dengan 6.000 jamaah per hari.
Pada tahap kedua, kapasitas Masjidil Haram ditingkatkan menjadi 75 persen, yang akan mencakup 15.000 hingga 40.000 jamaah per hari mulai 18 Oktober.
Pada tahap ketiga, jamaah dari luar negeri akan diizinkan untuk melakukan umroh mulai 1 November dengan kapasitas 20.000 hingga 60.000 jemaah per hari.
Sementara pada tahap keempat, Masjidil Haram akan kembali normal, ketika semua risiko COVID-19 telah hilang.
Laporan: Raihanatul Radhwa