Banner

Aplikasi Telegram tawarkan obligasi 1 miliar dolar AS untuk investor terpilih

Aplikasi perpesanan Telegram berencana untuk mengumpulkan 1 miliar dolar AS (sekira 14,07 triliun rupiah) melalui penawaran obligasi kepada beberapa investor terpilih. (Almas Alisolla from Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – Aplikasi perpesanan Telegram berencana untuk mengumpulkan 1 miliar dolar AS (sekira 14,07 triliun rupiah) melalui penawaran obligasi kepada beberapa investor terpilih, surat kabar Rusia Kommersant melaporkan pada Kamis (18/2), mengutip sebuah sumber.

Telegram Group Inc. dilaporkan akan memilih di antara lingkup kecil investor dari Rusia, Eropa, Asia dan Timur Tengah.

Menurut surat kabar tersebut, monetasi Telegram sudah lama tertunda karena jejaring sosial membutuhkan uang untuk mengembangkan dan mengembalikan dana kepada investor dalam proyek yang ditinggalkannya di platform blockchain TON.

Investor Rusia dikatakan sudah mulai menerima penawaran dari Telegram. Batas minimum obligasi untuk investor yang diundang adalah 50 juta dolar AS, namun dapat dikurangi menjadi 10 juta dolar AS, kata sebuah sumber.

Obligasi tersebut akan diterbitkan selama lima tahun dengan tingkat kupon tahunan 7-8 persen.

Banner

Jika Telegram memutuskan untuk melakukan IPO (Initial Public Offering) dalam waktu lima tahun, pemegang obligasi akan dapat mengubah hutang menjadi saham dengan diskon 10 persen dari harga penempatan.

Pada bulan Desember, CEO Telegram Pavel Durov mengatakan bahwa Telegram akan menambahkan fitur premium berbayar untuk akun bisnis pada tahun 2021 guna mengkompensasi pengeluarannya sendiri.

Pengusaha Rusia yang berbasis di Dubai, UAE itu menambahkan bahwa pengguna biasa akan terus menikmati layanan secara gratis dan hampir tidak akan melihat adanya perubahan.

Pada bulan Januari 2021, Telegram menjadi aplikasi perpesanan non-game yang paling banyak diunduh di dunia.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan