Ancaman malnutrisi paling parah akibat konflik yang sedang berlangsung di Sudan menghantui setidaknya 700.000 anak-anak di negara Afrika tersebut.
PBB (Xinhua) – Para pegiat kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (9/2) menyoroti sebuah statistik memprihatinkan yang menyebut bahwa 700.000 anak-anak di Sudan saat ini menghadapi ancaman malnutrisi paling parah akibat konflik yang sedang berlangsung.
James Elder, Juru Bicara Dana Anak-Anak PBB (UNICEF), menggambarkan situasi di Sudan itu sebagai “pengungsian anak-anak terbesar di dunia,” dengan 4 juta anak mengungsi.
“Itu berarti 13.000 anak setiap hari selama 300 hari,” kata Elder.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) baru-baru ini menyerukan permohonan dana senilai 2,7 miliar dolar AS guna memenuhi kebutuhan mendesak di Sudan. Namun, capaian pendanaan tersebut masih jauh dari target, yaitu hanya 4 persen. Hal ini terjadi di tengah konflik brutal yang pecah pada April 2023 lalu, dengan faksi-faksi yang berseteru tidak menunjukkan tanda-tanda mematuhi upaya-upaya perdamaian.
Kunjungan Elder baru-baru ini ke Darfur, Sudan, mengungkapkan kenyataan menyedihkan yakni dari 700.000 lebih anak yang menderita malnutrisi akut parah, UNICEF mungkin hanya dapat menangani kurang dari separuhnya tanpa adanya dukungan dan akses yang lebih baik.
*1 dolar AS = 15.734 rupiah
Laporan: Redaksi