Banner

Amerika Serikat yang egois mempersulit G7 untuk membentuk kehendak yang bersatu saat lebih banyak negara menyadari bahwa satu-satunya negara adidaya di dunia itu sedang bermanuver mengubah kelompok itu menjadi alat geopolitik untuk konfrontasi dan penaklukan.

 

Beijing, China (Xinhua) – Pada KTT Kelompok Tujuh (G7) yang baru saja berakhir di Jepang, sebuah pertunjukan simbolis solidaritas tidak mampu menutupi keretakan dalam kelompok itu.

Banner

Negeri Paman Sam yang egois mempersulit blok tersebut untuk membentuk kehendak yang bersatu saat lebih banyak negara menyadari bahwa satu-satunya negara adidaya di dunia itu sedang bermanuver mengubah kelompok itu menjadi alat geopolitik untuk konfrontasi dan penaklukan.

Jika ada rasa saling menghormati antara Amerika Serikat (AS) dan para sekutunya, itu telah dibesar-besarkan. Dari kesepakatan AUKUS yang “menikam” hingga Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS, yang jumlah subsidi besarnya membuat geram Eropa, sangat jelas bahwa AS jarang memedulikan kekhawatiran maupun kepentingan mitranya. Terkadang, negara itu hanya menipu mereka.

Amerika Serikat
Sebuah slogan terlihat di Taman Monumen Perdamaian Hiroshima (Hiroshima Peace Memorial Park) sebagai protes terhadap KTT Kelompok Tujuh (Group of Seven/G7) di Hiroshima, Jepang, pada 17 Mei 2023. (Xinhua/Zhang Xiaoyu)

“Momen unipolar” singkat dari kekuatan AS yang belum pernah terjadi sebelumnya di era pasca-Perang Dingin, saat ini tinggal sejarah. Dunia sedang bergerak menuju era multipolaritas. Namun, ambisi Washington untuk mendominasi dunia tetap hidup dan destruktif. Untuk mempertahankan hegemoni global, negara itu terpaku pada upaya memprovokasi konfrontasi dan perpecahan sehingga dapat memecah belah dunia dan berkuasa. Itulah mengapa negara itu memperburuk krisis Ukraina yang tragis meskipun ada banyak seruan untuk pembicaraan damai.

Banner

Washington juga berusaha memaksa negara-negara besar Eropa untuk memihak pada isu-isu mengenai China, menuntut kerja sama mereka guna menekan negara Asia itu.

Dengan manipulasi AS, G7 saat ini sebenarnya terdiri dari satu ketua pemaksa dan enam “separuh kaki tangan, separuh korban”. Mustahil kelompok itu bisa menjadi kekuatan untuk perdamaian dan kebaikan bersama dunia.

Jangan berharap bahwa permainan politik kekuasaan Washington serta strategi politik pecah belahnya akan berhasil. Praktik AS yang memaksa sekutu-sekutunya untuk tunduk sedang ditantang oleh fakta bahwa kepentingan negara-negara di dunia menjadi kian terjalin di era globalisasi ekonomi ini.

Banner

Semakin banyak negara, terutama di kawasan Selatan Dunia, secara bertahap menyadari bahwa memihak AS secara gegabah hanya membahayakan masa depan mereka. Mereka tidak ingin dimanfaatkan sebagai pion atau direndahkan menjadi budak.

Amerika Serikat
Foto yang diabadikan pada 4 Agustus 2022 ini menunjukkan Gedung Putih dan rambu tanda berhenti di Washington DC, Amerika Serikat. (Xinhua/Liu Jie)

Misalnya, ketika AS menyerukan sekutu G7-nya untuk “mengambil posisi yang lebih kuat terhadap Beijing,” negara-negara seperti Jerman dan Prancis menekankan bahwa “G7 bukanlah ‘aliansi anti-China,'” lapor media penyiaran internasional Jerman, Deutsche Welle. “Mereka juga menekankan bahwa mengurangi risiko ekonomi mereka tidak berarti memutus hubungan dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.”

“Mengandalkan formula usang, kebaikan melawan kejahatan, tidak akan berhasil di zaman ini. Hal ini hanya akan membuat pertemuan G7 menjadi ajang untuk kesempatan foto seremonial belaka,” kata harian Gulf News yang berbasis di Dubai dalam sebuah artikel berjudul “Mengapa G7 yang telah usang tidak lagi relevan“.

Banner

Akibat sikap Washington yang arogan dan mementingkan dirinya sendiri, G7 tidak memiliki dorongan untuk mempromosikan kemajuan global maupun solidaritas untuk bekerja secara harmonis. Selain itu, Washington akan kecewa pada kenyataan bahwa anggota G7 lainnya sulit untuk menyerah pada ego dominasi globalnya. Mungkin sudah saatnya untuk mengganti nama grup G7 menjadi “G1+6.”

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan