Banner

Politisi peringatkan Uni Eropa bisa ‘lelah’ karena perang Ukraina

Ilustrasi. Analis memperingatkan akan memudarnya dukungan Uni Eropa untuk sanksi yang lebih keras di tengah kekhawatiran tentang kenaikan harga konsumen dan musim dingin mendatang, dengan berkurangnya minyak dan gas Rusia. (Mediamodifier from Pixabay)

Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell memperingatkan kemungkinan terjadinya “kelelahan demokratis” (democratic fatigue) yang akan coba dieksploitasi oleh Rusia.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Para pejabat Uni Eropa memperingatkan agar blok ini tidak menyusutkan dukungannya Ukraina, setelah para menteri luar negeri UE pada Senin (18/7) setuju untuk mengalokasikan setengah miliar dolar lebih banyak dalam bantuan militer ke Kyiv dan mempertimbangkan untuk melarang impor emas Rusia.

Namun, Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell memperingatkan kemungkinan terjadinya “kelelahan demokratis” (democratic fatigue) yang akan coba dieksploitasi oleh Rusia.

“Masyarakat Eropa tidak mampu mengatasi kelelahan,” katanya. “Masyarakat, pemerintah, dan negara-negara anggota Uni Eropa harus terus berdiri di belakang keputusan yang telah mereka ambil. Mereka mengambil keputusan tentang tindakan pembatasan pada ekonomi Rusia dan mereka harus mematuhinya.”

Borrell bersikeras bahwa energi dan sanksi lain yang telah diambil blok Eropa tersebut terhadap Moskow berhasil, meskipun para ahli mencatat Rusia terus meraup miliaran penjualan minyak dan gasnya di tempat lain.

“Ekonomi Rusia sangat terpengaruh. Tentu saja, itu tidak akan menghentikan perang dalam semalam, tetapi konsekuensi dari sanksi akan menciptakan banyak masalah ekonomi bagi Rusia,” kata Borrell.

uni eropa ukraina
Ilustrasi. Seorang pelanggan melewati rak makanan yang kosong di sebuah toserba. (Boris Dunand on Unsplash)

Analis memperingatkan akan memudarnya dukungan Uni Eropa untuk sanksi yang lebih keras di tengah kekhawatiran tentang kenaikan harga konsumen dan musim dingin mendatang, dengan berkurangnya minyak dan gas Rusia.

Jerman juga merasakan dampak langsung dari pemotongan pipa gas Rusia baru-baru ini, yang seolah-olah terjadi karena alasan pemeliharaan pipa.

Sanksi

Pandangan berbeda tentang dampak sanksi Barat terhadap Rusia disampaikan oleh sejumlah analis China kepada Global Times pada Selasa, menyebutkan bahwa langkah tersebut kurang efektif, dan UE mungkin tidak akan memberlakukan pembatasan tambahan. 

“Sanksi UE terhadap Rusia menjadi kurang efektif, dan UE mungkin tidak memberlakukan lebih banyak pembatasan,” kata surat kabar China. “Analis China mengatakan UE menyadari bahwa mereka telah gagal menghancurkan Rusia bahkan dengan sanksi ‘maksimum’, sehingga lebih banyak sanksi hanya akan menjadi kurang efektif.”

Uni Eropa berada di bawah tekanan AS untuk memberikan sanksi baru terhadap Rusia, tulis surat kabar itu. “Kuncinya terletak pada AS, karena banyak tindakan (UE) memerlukan koordinasi dengan Washington,” sebut Global Times mengutip Wang Yiwei, Direktur Institut Urusan Internasional di Universitas Renmin China.

Dia berasumsi beberapa negara Eropa timur, seperti Lithuania dan Republik Ceko, “akan terus mendorong Uni Eropa untuk memberikan sanksi kepada Rusia, meskipun UE tahu dampak sanksi semakin lemah.” Uni Eropa tidak akan dihargai tinggi jika mantan Presiden AS Donald Trump memenangkan masa jabatan kedua, imbuh Wang.

Menurut para analis China yang dikutip oleh Global Times, situasi yang terjadi akibat sanksi anti-Rusia oleh UE akan menjadi lebih jelas setelah pemilihan paruh waktu AS pada November mendatang. Banyak pengamat China percaya sanksi baru itu “hanya simbolis”.

Sumber: https://www.voanews.com/; TASS 

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan