Ofgem: Ambang batas harga energi Inggris naik 10 persen mulai Oktober 2024

Foto yang diabadikan pada 21 Agustus 2022 ini menunjukkan sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Reading, Inggris. (Xinhua/Tim Ireland)

Ambang batas harga energi di Inggris akan naik sebesar 10 persen pada kuartal keempat 2024, yang akan mengatrol tagihannya menjadi 1.717 poundsterling per tahun untuk rumah tangga biasa.

 

London, Inggris (Xinhua/Indonesia Window) – Ambang batas harga energi di Inggris akan naik sebesar 10 persen pada kuartal keempat 2024, yang akan mengatrol tagihannya menjadi 1.717 poundsterling per tahun untuk rumah tangga biasa, kata badan regulator energi Inggris pada Jumat (23/8).

“Kenaikan harga di pasar energi internasional, karena meningkatnya ketegangan geopolitik dan peristiwa cuaca ekstrem yang mendorong persaingan gas, adalah penyebab utama kenaikan tersebut,” kata Office of Gas and Electricity Markets (Ofgem).

Kenaikan ambang batas harga, yang menetapkan tarif maksimum per unit yang dapat dibebankan ke pelanggan untuk penggunaan energi mereka, akan menambah sekitar 12 poundsterling per bulan ke tagihan rata-rata, ungkap Ofgem.

“Kami tahu bahwa kenaikan batas harga ini akan sangat menyulitkan bagi banyak rumah tangga. Siapa pun yang kesulitan membayar tagihan harus memastikan bahwa mereka memiliki akses ke semua manfaat yang menjadi hak mereka,” ujar Jonathan Brearley, CEO Ofgem.

Brearley mengimbau rumah tangga di Inggris untuk melakukan perbandingan dan mencari opsi yang dapat menghemat uang mereka.

Orang-orang berjalan di London Bridge di London, Inggris, 28 Januari 2024. (Xinhua/Li Ying)

Badan regulator tersebut juga menyerukan upaya untuk membangun sistem energi terbarukan dalam negeri untuk menurunkan tagihan serta menciptakan pasar yang berkelanjutan dan aman yang menguntungkan pelanggan.

Cornwall Insight, sebuah firma konsultan energi Inggris, memperkirakan bahwa ambang batas harga akan kembali naik untuk kuartal pertama 2025 menjadi sekitar 1.762 poundsterling.

“Pasar grosir yang tidak stabil dan negara yang sangat bergantung pada energi impor telah menciptakan badai yang sempurna untuk tagihan rumah tangga yang berfluktuasi,” kata Craig Lowrey, konsultan utama di Cornwall Insight.

*1 poundsterling = 20.406 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan