Banner

Inovasi dorong keberhasilan penghijauan gurun pasir di Ningxia, China timur laut

Foto dari udara yang diabadikan menggunakan ‘drone’ pada 30 Mei 2024 ini menunjukkan para pekerja sedang membentuk pola papan catur dari jerami di Gurun Tengger di Zhongwei, Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut. (Xinhua/Feng Kaihua)

Alat inovatif buatan Tang Ximing, seorang engineer senior di sebuah perkebunan kehutanan milik negara di Zhongwei, membuat penanaman akar bibit bisa mencapai kedalaman 50 cm ke dalam lapisan pasir yang lembap, mendongkrak tingkat kelangsungan hidup penghijauan sebesar 25 persen hingga lebih dari 85 persen.

 

Zhongwei, China (Xinhua) – Pada 1950-an, demi melindungi jalur kereta pertama di China yang melintasi gurun, Kota Zhongwei memulai perjalanannya dalam upaya mitigasi gurun. Bersama penduduk setempat, para ilmuwan di Stasiun Penelitian dan Percobaan Gurun Shapotou, yang merupakan bagian dari Institut Lingkungan dan Sumber Daya Alam Barat Laut di Akademi Ilmu Pengetahuan China, mengembangkan pola papan catur dari jerami untuk menstabilkan pasir dan mencegah bukit pasir bergeser.

Alat inovatif buatan
Para pekerja membentuk pola papan catur dari jerami di Zhongwei, Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut, pada 13 Juni 2019. (Xinhua/Feng Kaihua)
Alat inovatif buatan
Para pekerja membentuk pola papan catur dari jerami di Gurun Tengger di Zhongwei, Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut, pada 29 Mei 2024. (Xinhua/Feng Kaihua)

Tang Ximing, seorang engineer senior di sebuah perkebunan kehutanan milik negara di Zhongwei, membuat sebuah alat baja yang berbeda dari sekop biasa dan memiliki dua batang horizontal di ujung depannya. Alat inovatif tersebut membuat penanaman akar bibit bisa mencapai kedalaman 50 cm ke dalam lapisan pasir yang lembap. Alat sederhana itu mendongkrak tingkat kelangsungan hidup penghijauan sebesar 25 persen hingga lebih dari 85 persen. Alat tersebut telah dipromosikan secara luas dan digunakan dalam proyek-proyek penghijauan di wilayah lain di China utara.

Alat inovatif buatan
Tang Ximing, seorang engineer senior di sebuah perkebunan kehutanan milik negara di Zhongwei, mendemonstrasikan alat listrik penanam bibit ciptaannya sendiri yang telah disempurnakan di Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut, pada 1 Juni 2024. (Xinhua/Feng Kaihua)

Pada 2019, versi pola papan catur dari jerami disempurnakan dan dikembangkan agar dapat diproduksi secara massal menggunakan mesin, sehingga memperpanjang masa penggunaan penghalang pasir ini.

Sejumlah pekerja memproduksi bahan papan catur dari jerami di Zhongwei, Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut, pada 29 Mei 2024. (Xinhua/Feng Kaihua)
Foto dari udara yang diabadikan menggunakan drone pada 29 Mei 2024 ini menunjukkan pola papan catur dari jerami di Gurun Tengger, Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut. (Xinhua/Feng Kaihua)
Sejumlah pekerja membentuk pola papan catur dari jerami di Gurun Tengger di Zhongwei, Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut, pada 30 Mei 2024. (Xinhua/Feng Kaihua)
Seorang kandidat Ph.D. asal Kenya (pertama dari kiri) di Universitas Peking mencoba membentuk bagian pola papan catur dari jerami di Gurun Tengger, Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut, pada 31 Mei 2024. (Xinhua/Feng Kaihua)
Foto dari udara yang diabadikan menggunakan drone pada 29 Desember 2021 ini menunjukkan sebuah seksi jalan tol yang dilindungi oleh papan catur dari jerami di Gurun Tengger, Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut. (Xinhua/Feng Kaihua)
Tang Ximing (pertama dari kiri), seorang engineer senior di sebuah perkebunan kehutanan milik negara di Zhongwei, memperkenalkan penggunaan papan catur dari jerami kepada para pemuda mancanegara di Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut, pada 31 Mei 2024. (Xinhua/Feng Kaihua)

Melalui upaya yang gigih selama puluhan tahun, Zhongwei telah menghijaukan 1,5 juta mu (sekitar 100.000 hektare) dari total 1,68 juta mu gurun pasir melalui penghijauan. Upaya tersebut telah memperluas tutupan vegetasi dari kurang dari 1 persen menjadi 42 persen saat ini, yang secara efektif menggusur mundur garis area Gurun Tengger sejauh 25 km.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan